Kepsek di Polman Ngaku Permohonan Perbaikan Sekolahnya Belum Direspons Pusat

Sulawesi Barat

Kepsek di Polman Ngaku Permohonan Perbaikan Sekolahnya Belum Direspons Pusat

Abdy Febriady - detikSulsel
Jumat, 02 Sep 2022 12:16 WIB
Bangunan SMP Satu Atap (Satap) di Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar) sudah menahun rusak parah.
Foto: Abdy Febriady/detikcom
Polewali Mandar -

Bangunan SMP Satu Atap (Satap) di Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar) sudah menahun rusak parah. Dinas Pendidikan mengaku usulan permohonan bantuan perbaikan telah berulang kali dilaporkan ke pusat melalui aplikasi Dapodik (Data Pokok Pendidikan) dan belum mendapatkan respons.

"Jadi begini, itukan ada istilah aplikasi dapodik, itu kepala sekolah menginput data masuk ke dapodik ke pusat, dari hasilnya itu, kalau memangnya pusat melihat dia punya sekolah layak, bagus data ke sana pasti dapat (bantuan)," kata Kepala Seksi Sarana dan Prasarana SMP Diknas Polman Arifin kepada wartawan, Jumat (2/9/2022).

Arifin menjelaskan proses permohonan bantuan perbaikan sarana dan prasarana sekolah ke pusat sekarang memang dilakukan melalui aplikasi dapodik. Dinas pendidikan setempat hanya melakukan pendataan untuk dilaporkan ke pusat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu ada proses Dapodik, sekolah yang mengusul sendiri ke dapodik, kami (diknas) melakukan pendataan untuk diusulkan ke pusat, penilaian PUPR nya juga," tuturnya.

Meski belum mendapat respon dari pusat, Arifin mengatakan, dirinya tetap berupaya agar SMP Satap Tapparang di Desa Taramanu Tua segera mendapat bantuan.

ADVERTISEMENT

"Saya juga merasa kasihan, karena belum pernah tersentuh bantuan. Karena itu, saya selalu usulkan sesuai permintaan kepala sekolah, saya usulkan ke sana (pusat), tidak pernah ada saya kecualikan, apapun yang diminta," terangnya.

Selain itu, Arifin juga menepis anggapan jika SMP Satap Tapparang tidak mendapat perhatian pemerintah, lantaran lokasi tempatnya dibangun berada dalam kawasan hutan lindung.

"Tahun kemarin itu sekolah kalau tidak salah masuk dalam kawasan hutan lindung, tapi tetap kami dari dinas pendidikan ketika ada usulannya tetap kami usulkan ke pusat, tidak pernah kami lupakan itu sekolah," tandasnya.

Bahkan menurut Arifin, dirinya telah meminta pengelola SMP Satap Tapparang untuk mengusulkan pembangunan ruang kelas baru bersama bangunan pendukung proses pembelajaran lainnya. Sebabnya, bangunan sekolah yang ada saat ini dianggap tidak layak lagi untuk diperbaiki, lantaran terbuat dari balok kayu dan papan.

Bangunan SMP di Polman Rusak Parah, Siswa Khawatir Takut AmbrukBangunan SMP di Polman Rusak Parah, Siswa Khawatir Takut Ambruk Foto: Foto: (detikcom/Abdy Febriady)

"Saya sampaikan, kalau kayu direhab kembali pakai kayu bagaimana yah, ibaratnya mubasir, karena kayu hanya beberapa tahun rusak lagi, jadi saya sampaikan agar mengusulkan pembangunan baru, dengan perpustakaan, serta apa-apa saja yang dibutuhkan," kata Arifin.

Sebelumnya diberitakan, puluhan siswa SMP Satap Tapparang Polman terpaksa mengikuti proses belajar dalam ruang kelas yang terancam ambruk.

Pantauan detiksulsel, Kamis (1/9), kerusakan bangunan sekolah semi permanen ini terlihat pada bagian plafon yang sudah mulai berjatuhan, tiang penyangga bangunan nyaris patah karena lapuk. Lantai ruang kelas juga banyak yang bolong lalu ditimbun menggunakan tanah.

Akibatnya, hampir seluruh lantai terlihat becek karena air hujan masuk ke dalam ruangan. Demikian pula dengan dinding ruang kelas banyak terlepas karena terbuat dari papan.

"Banyak yang rusak seperti lantai, dinding, plafon, dan atap, membuat kami merasa tidak nyaman saat belajar karena khawatir," kata salah satu siswa, Samsul kepada wartawan, Kamis (1/9).

Selain itu, para siswa di sekolah ini harus bersabar mengikuti proses pembelajaran karena terpaksa memanfaatkan meja dan kursi yang sudah tidak layak pakai alias rusak.

Salah satu guru bernama Isman menuturkan kondisi sekolah ini sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Namun belum mendapat perhatian kendati telah berulang kali dilaporkan kepada dinas terkait.

"Sebenarnya sekolah kami ini sudah lumayan lama kondisinya seperti ini, sehingga banyak yang perlu diperbaiki, namun sampai hari ini belum pernah mendapat perbaikan," terang Isman.




(hsr/hmw)

Hide Ads