Pemerintah Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar Festival Danau Tempe (FDT) 2022. Agenda tahunan ini menjadi ajang mempromosikan potensi pariwisata dan membangkitkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Kegiatan ini menjadi upaya promosi wisata dan potensi Kabupaten Wajo serta menjadi hiburan bagi masyarakat. Ini juga akan mendorong pengembangan UMKM, karena selama 3 tahun terakhir ini bisa menciptakan sampai 7.000-an entrepreneur di berbagai sektor," kata Bupati Wajo Amran Mahmud kepada detikSulsel, Rabu (24/8/2022).
Amran mengatakan selain Danau Tempe, Pemkab Wajo juga memperkenalkan potensi pariwisata Rumah Adat Atakakkae yang saat ini tengah diupayakan pembenahannya. Kemudian, potensi wisata Religi Masjid Tua Tosora yang terdapat makam cucu ke-19 Rasulullah SAW Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sektor swasta ada pariwisata Telaga Biru yang juga bisa bersaing dengan sektor pariwisata lainnya di Sulsel. Setelah Lebaran lalu, bahkan bisa tembus sampai 4.000 pengunjung," bebernya.
Amran menjelaskan bahwa Danau Tempe masuk destinasi wisata andalan Bumi Lamaddukelleng. Danau ini memiliki potensi tiga dimensi karena selain pariwisata juga memiliki potensi perikanan dan pertanian.
"Danau Tempe dikenal dulu dengan mangkok ikannya nusantara. Tahun 1950-an Danau Tempe dapat memproduksi ikan50.000ton per tahun. Tetapi, semakin hari terjadi sedimentasi dan ikan semakin punah. Alhamdulillah, melalui Kementerian PUPR terus dilakukan revitalisasi," sebutnya.
Amran menambahkan ada 5 kecamatan pesisir yang memanfaatkan air Danau Tempe untuk pertanian. Hal inimenjadikan Wajo lumbung padi.
"Kita sudah mencapai 800 ribu ton per tahunnya dan sekarang kita kerja keras untuk mencapai 1 juta ton. Kita memberikan sumbangsih ketahanan pangan nasional dengan mengekspor beras ke Jawa, Kalimantan, dan Papua," jelasnya.
Dalam acara Festival Danau Tempe (FDT) digelar lomba perahu mesin dan lomba perahu dayung masing-masing untuk umum. Selain itu, ada lomba perahu hias untuk perangkat daerah, BUMN/BUMD, perguruan tinggi, dan lembaga atau organisasi lainnya.
"Tahun ini spesial karena ada lomba perahu dayung perempuan dan lomba perahu dayung anak-anak," sambung Ketua DPD PAN Wajo itu.
Sementara Deputi Bidang Penyelenggaraan Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf RI, Rizki Handayani Mustafa menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Wajo.
"Gelaran FDT merupakan salah satu langkah strategis untuk mempromosikan keindahan Danau Tempe sekaligus menjadi sarana bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk memperkenalkan beraneka ragam produknya," katanya.
"Kami yakin dapat memberikan multiplier effect bagi industri parekraf di Wajo yang berujung pada meningkatnya ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya di Provinsi Sulsel," imbuhnya.
Selain memiliki potensi wisata Danau Tempe yang merupakan danau terluas kedua di Sulawesi, Wajo juga terkenal dengan sebutan Kota Sutera. Hal ini diharapkan mampu menjadikan Wajo sebagai destinasi pariwisata yang unggul.
"Kiranya melalui pelaksanaan kegiatan hari ini, dapat menjadi wadah bagi kita semua untuk bersama-sama membangun kolaborasi, menciptakan inovasi, dan beradaptasi dalam meraih kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia," tuturnya.
(hsr/hmw)