Cerita Pilu Siswa SD di Bone Tak Ikut Gerak Jalan HUT RI karena Seragam Kusam

Cerita Pilu Siswa SD di Bone Tak Ikut Gerak Jalan HUT RI karena Seragam Kusam

Tim detikSulsel - detikSulsel
Sabtu, 20 Agu 2022 07:20 WIB
Siswa SD di Bone dikeluarkan dari barisan gerak jalan.
Foto: Siswa SD di Bone dikeluarkan dari barisan gerak jalan. (Dok. Istimewa)
Bone -

Miris nasib siswa SD di Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dikeluarkan dari barisan gerak jalan sekolahnya saat momen perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-77. Murid yang tiba-tiba tidak dilibatkan dalam barisan bersama rekannya gegara seragamnya dianggap kusam.

Orang tua (ortu) siswa menuding pihak sekolah dianggap melakukan diskriminasi. Pasalnya anaknya dikeluarkan dari barisan hanya karena warna seragamnya berbeda dengan teman sebayanya dalam barisan.

"Iya betul dikeluarkan dari barisan saat gerak jalan 17 Agustus kemarin. Karena bajunya dipersoalkan, saya juga tidak bisa ka' belikan baju baru," ungkap orang tua siswa, Andi Alwi kepada detikSulsel Jumat (19/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa itu terjadi saat perayaan HUT ke-77 RI tingkat Kabupaten Bone di Lapangan Merdeka, Desa Mattampa Walie, Kecamatan Mare, Rabu (17/8). Siswa tersebut diketahui bernama AI, sekolah di SDN 233 Desa Mattampa Walie.

Alwi mengaku kecewa akan terjadinya situasi ini. Belum lagi keputusan tersebut dilakukan menjelang acara dimulai di lokasi.

ADVERTISEMENT

"Yang saya kecewakan kenapa di lapangan baru dikeluarkan," keluhnya.

Anaknya menangis usai tersingkir dalam momen penting dengan alasan yang tidak logis. Guru sekolahnya beralasan, Al sebagai peserta cadangan gerak jalan.

"Anakku menangis, katanya bajunya tidak berwarna putih. Baru gurunya bilang dikasih cadangan karena alasan kecil," tandas Alwi.

Kejadian ini sempat viral di media sosial. Dalam penggalan rekaman video yang beredar, tampak siswa tersebut hanya berdiri bersandar di dekat orang tuanya sembari melihat siswa lainnya berbaris.

Dalam bagian lain di video tersebut, orang tua siswa sempat emosi saat anaknya dikeluarkan dari barisan sehingga perlu ditenangkan.

Ortu Siswa Sempat Tersulut Emosi

Kejadian ini sempat membuat ortu siswa tersulut emosi lantaran tidak terima anaknya diperlakukan demikian. Kepala Desa Mattampa Walie Andi Fatwa tak menampik hal ini.

"Saya ada dalam video itu yang pakai kacamata. Orang tuanya kemarin mengamuk, kebetulan orang itu adalah depan rumah saya tinggal, jadi saya berusaha menenangkan," tutur Fatwa yang dikonfirmasi terpisah.

Insiden ini sudah dilaporkan ke pihak sekolah, namun gurunya berdalih siswa tersebut hanya dijadikan cadangan. Ortu siswa juga sudah melarang anaknya untuk ikut kalau hanya cadangan.

"Yang saya dengar dari orang tuanya awalnya persoalan baju dan gurunya kasih keluar ki'. Sehingga orang tuanya tidak mau mi ikutkan gerak jalan," bebernya.

Simak penjelasan pihak sekolah di halaman selanjutnya.

Respons Kepala Sekolah

Kepala Sekolah SD 233 Mattampa Walie, Kecamatan Mare Rostina berdalih persoalan ini hanya karena miskomunikasi dengan ortu siswa. Dirinya membantah jika siswa itu dikeluarkan dari barisan gegara baju seragamnya kusam.

"Seandainya dikeluarkan gara-gara baju dikeluarkan memang mi dari kemarin-kemarinnya dan tidak diikutkan mi latihan. Jadi hanya miskomunikasi antara orang tua dan gurunya," papar Rostina.

Rostina beralasan guru sekolah sudah memberikan penjelasan kepada orang tua siswa bersangkutan. Barisan siswa dikatakan sudah diatur saat itu.

"Orang tuanya tidak paham maksud gurunya, sementara guru tidak menginfokan pada orang tuanya bahwa baru diatur anak-anak," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sar/asm)

Hide Ads