"Melalui ini (postingan) tentu saya selaku Bupati Mamuju meminta maaf atas kejadian itu," kata Bupati Mamuju melalui Sutinah dalam keterangannya, Rabu (10/8/2022).
Sutinah mengaku menerima banyak laporan peristiwa tersebut melalui DM (instagram) dan chat. Ia mengatakan, penggunaan ambulans untuk mengantar jenazah dibolehkan selama tak ada kasus darurat di puskesmas.
"Ambulans boleh dipakai mengantar jenazah sepanjang tidak ada kejadian emergency di PKM tersebut, saya juga sudah menginstruksikan untuk seluruh kepala puskesmas melayani pengantaran jenazah hingga ke rumah duka selama tak ada emergency" paparnya.
"Kami Pemkab Mamuju berusaha memberikan yang terbaik untuk semua masyarakat dan Insha Allah dalam waktu dekat kita akan menyerahkan 10 ambulans untuk dipergunakan di desa-desa dalam melayani masyarakat, sesuai dengan janji kampanye kami dulu," tambahnya.
Sutinah saat ini tengah melakukan proses evaluasi terhadap Kepala Puskesmas Kalumpang, yang disebut menolak memberikan layanan ambulans kepada warga yang meninggal.
"Saya sayangkan bisa terjadi, meski ada aturannya (ambulans untuk pasien gawat darurat), tapi selama tidak ada kejadian emergency di puskesmas harusnya ambulans bisa dipakai mengantar jenazah," terang Sutinah saat dihubungi terpisah, Kamis (11/10).
"Saya sudah perintahkan kepala PKM di Mamuju untuk menggunakan ambulans mengantar jenazah selama tak ada emergency, harus ada rasa kemanusiaan, kalau tidak ada emergency, harusnya bisa diantar," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, Viral di media sosial jenazah di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) ditandu sejauh 13 kilometer. Pihak puskesmas dituding enggan mengantar jenazah pakai ambulans.
Dalam video yang beredar, tampak sekelompok pria membawa jenazah dengan cara ditandu. Mereka tampak mengusung keranda di sebuah ruas jalan yang sepi tanpa dilalui kendaraan.
Akun yang mengunggah video tersebut turut menuliskan kekesalannya karena ambulans puskesmas tidak mengantar jenazah. Apalagi supir ambulans disebut keponakan dari pihak keluarga yang meninggal.
"Ada rasa kecewa karena sopir ambulans merupakan keponakan saya sendiri," tulis pemilik akun Facebook bernama Fenny Tadius dalam unggahannya.
Dikonfirmasi lebih lanjut, pemilik akun bernama Fenny Tadius tak menampik hal tersebut. Jenazah yang dibawa merupakan tantenya.
"Itu Tanteku namaya Tanisa, awalnya ke puskesmas dirawat, esok harinya meninggal," kata Fenny Tadius saat dihubungi detikcom, Rabu (10/8).
(hsr/nvl)