Penertiban PKL di Losari Makassar Ricuh, Pedagang Tolak Lapak Digeser

Penertiban PKL di Losari Makassar Ricuh, Pedagang Tolak Lapak Digeser

Isak Pasa'buan - detikSulsel
Jumat, 05 Agu 2022 22:21 WIB
Penertiban PKL di Pantai Losari Makassar ricuh.
Foto: Penertiban PKL di Pantai Losari Makassar ricuh. (Isak Pasa'buan/detikSulsel)
Makassar -

Penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Pantai Losari, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) sempat diwarnai kericuhan. Pedagang menolak lapak dagangannya digeser beberapa meter.

Pantauan detikSulsel di lokasi, Jumat (5/8/2022), awalnya penertiban berjalan kondusif. Para pedagang yang tak terima hanya duduk sembari melontarkan alasan penolakan.

Namun, pada saat Satgas Penertiban memberikan arahan agar mengikuti aturan yang telah dikeluarkan pemerintah setempat, salah seorang pedagang bernama Ida Deng Bau dan beberapa rekannya bereaksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Model relokasi lapak PKL di Pantai Losari Makassar. Coretan merah lokasi  gerobak baru, coretan hijau lokasi lama.Model relokasi lapak PKL di Pantai Losari Makassar. Coretan merah lokasi gerobak baru, coretan hijau lokasi lama. Foto: (Isak Pasa'buan/detikSulsel)

Ida Deng Bau bahkan maju menghadapi aparat yang berada di lokasi sambil menunjuk-nunjuk. Dia juga berusaha merebut pengeras suara yang digunakan petugas untuk memberikan arahan.

"Bagaimana pembeli mau masuk, jalan masuk tertutup semua kursi, gerobak juga baku dempet-dempet," kata Ida Deng Bau.

ADVERTISEMENT

Diketahui, UPTD Pantai Losari Makassar mengeluarkan aturan baru terhadap pedagang. Aturan itu berupa penggeseran posisi lapak pedagang yang awalnya menghadap pengunjung bebas menghadap ke pantai, kemudian diubah menghadap Jalan Penghibur.

Hal inilah yang kemudian ditolak sebagian pedagang dengan alasan pengunjung Pantai Losari akan semakin malas berkunjung menikmati jajanan yang mereka jual.

Sementara itu, Kepala UPTD Pantai Losari Makassar, Nurul Salsabila menjelaskan, penggeseran posisi lapak pedagang ini dilakukan karena drainase di bawah lapak mereka kerap dipenuhi sampah.

"Banyak sekali sampah turun di drainase, itu gerobak kalau di situ (posisi awal) banyak sampah turun di drainase, mulai dari kaleng, sendok, dan macam-macam," ucap Nurul.

Menurutnya, sampah-sampah itu juga sering memicu terjadinya banjir di wilayah tersebut. Sebab saluran air di drainase sudah tertutup sampah.

"Itu juga memicu banjir karena tertutup sampah. Termasuk merusak juga pagar," sebutnya.

Nurul mengungkapkan, dari 70 lebih PKL yang berjualan di lokasi tersebut, hanya sekitar 26 PKL yang menolak posisi lapaknya digeser.




(asm/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads