Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menuturkan akan ikut mengawasi proses autopsi ulang jenazah Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J agar berjalan objektif. Prosesnya juga dijamin terkendali tanpa intervensi.
"Dan yang lebih penting memang terkendali. Terkendali dalam arti tidak ada intervensi sedikitpun sehingga mereka (tim dokter) bisa memberikan opini yang benar-benar objektif," kata Andika kepada wartawan di Mako Kolinlamil, Jakarta Utara seperti dilansir detikNews, Jumat (22/7/2022).
Andika menegaskan rumah sakit yang dilibatkan dalam proses autopsi ulang ini harus dipastikan semuanya. Termasuk tim dokter yang terlibat akan dipilih yang dari sisi keilmuan sudah senior.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga saya harus pasti rumah sakit mana, tim dokternya pun kita pilih yang senior sehingga mereka bisa memberikan penilaian maupun, misalnya, sumbangsih dari segi keilmuan itu lebih maksimal," tutur Andika.
Menurut Andika, proses autopsi ulang Brigadir J ini dia ingin pastikan detailnya. Agar dia bisa melakukan pengawasan secara objektif.
"Saya pasti siap, ini kan kemanusiaan. Apa saja. Tetapi memang saya ingin memastikan detailnya, supaya apa? Supaya saya sendiri bisa mengawasi, mengawasi objektivitas itu kan tidak mudah di lapangan," tuturnya.
RS TNI yang bakal dilibatkan yakni RSPAD Gatot Soebroto, RS Pusat AU Dr Esnawan Antariksa, dan RSAL Dr Mintohardjo. Ketiga pihak menyatakan masih menunggu arahan Panglima TNI.
Polri Akan Tindaklanjuti Permintaan Autopsi Ulang
Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian mengatakan permintaan autopsi ulang akan ditindaklanjuti dengan cepat. Bareskrim nantinya juga melibatkan kedokteran forensik eksternal, Komnas HAM, serta Kompolnas.
"Nah, tentunya ini akan segera saya tindaklanjuti dengan cepat. Saya akan berkoordinasi dengan Kedokteran Forensik, termasuk juga tentunya akan melibatkan unsur-unsur di luar Kedokteran Forensik Polri, termasuk persatuan Kedokteran Forensik Indonesia," ungkapnya, Rabu (20/7).
(tau/asm)