Kondisi kelas jauh milik SDN 118 di Kabupaten Tana Toraja (Tator), Sulawesi Selatan (Sulsel) jauh dari kata layak untuk jadi tempat belajar mengajar. Kondisinya memprihatinkan bak kandang kerbau.
"Saya sedih melihat anak-anak itu harus belajar dengan kondisi yang sangat tidak layak," ujar Kepala Desa Sendana, Yohanis Sambu kepada detikSulsel, Selasa (19/7).
Kelas jauh yang terletak di Desa Senda, Kecamatan Bittuang, Tana Toraja ini membuat sejumlah siswa belajar kondisi serba keterbatasan. Dinding kelas hanya dibatasi dengan bahan kayu lapuk, namun tidak menutupi keseluruhan kelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siswa mesti belajar beralaskan tanah dan berdebu. Fasilitas meja dan kursi belajar pun seadanya. Yohanis mengaku kondisi ini bahkan disorot siswa sendiri yang menganggap tempat belajarnya seperti kandang kerbau.
"Mereka (siswa) biasa bilang sekolah saya ini kandang kerbau," ungkapnya.
![]() |
Yohanis mengaku kelas jauh ini dibangun sejak tahun 2012. Tempat tersebut dibangun dengan segala keterbatasan atas swadaya masyarakat setempat.
"Sebenarnya ini kelas jauh, itu dibangun swadaya warga desa. Karena kalau menuju ke sekolah induk di Kecamatan itu jaraknya jauh dan harus lalui sungai," imbuhnya.
Menurutnya kondisi ini sudah pernah dilaporkan ke Pemerintah setempat melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Tana Toraja. Namun belum ada tindak lanjut untuk perbaikan.
"Kita sudah sering laporkan ke Dinas Pendidikan, tapi sampai sekarang tidak ada tindakan," keluh Yohanis.
Kelas Jauh Tak Terdaftar di Dapodik
Bahkan SDN 118 Senda disebutkan belum terdaftar di Disdik Tana Toraja sebagai kelas jauh. Padahal semangat siswa untuk belajar sangat tinggi di tengah fasilitas pendidikan yang tidak layak.
"Bahkan sampai sekarang sekolah jauh ini belum terdaftar di Dinas Pendidikan sebagai kelas jauh," tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Disdik Tana Toraja Anthon Toding mengaku tidak tahu jika SDN 118 Sendana punya kelas jauh. Keberadaannya belum terdaftar di data pokok pendidikan (dapodik).
"Nanti kita tanya kepala sekolahnya agar didaftarkan di dapodik dulu. Baru kita bisa mengusulkan untuk perbaikan sekolah jauh itu," sebut Anthon.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Disdik Sebut Anggaran Perbaikan Terbatas
Anthon mengaku pihaknya sempat menganggarkan perbaikan SDN 118 Sendana. Namun belakangan batal dan tidak lagi jadi prioritas dengan alasan anggaran terbatas.
"APBD kita juga sangat terbatas," ucap Anthon.
Namun pihaknya akan kembali mengusulkan anggaran perbaikan. Kendati begitu perbaikannya dikatakan paling lama 2 tahun.
Makanya kami nanti kita usulkan di balai pendidikan. Tapi pembangunan tuntasnya mungkin satu dua tahun. Nanti kita panggil kepala sekolahnya untuk menghadap," jelasnya.