Perjuangan Mahasiswi Toraja Nyambi Jadi Sopir Angkot demi Ortu-Biaya Kuliah

Perjuangan Mahasiswi Toraja Nyambi Jadi Sopir Angkot demi Ortu-Biaya Kuliah

Tim detikSulsel - detikSulsel
Selasa, 12 Jul 2022 06:00 WIB
Dewi Tandirerung (18), mahasiswi yang nyambi jadi sopir angkot di Tana Toraja (detikSulsel/Rachmat Ariadi).
Foto: Dewi Tandirerung (18), mahasiswi yang nyambi jadi sopir angkot di Tana Toraja (detikSulsel/Rachmat Ariadi).
Tana Toraja -

Perjuangan mahasiswi di Tana Toraja (Tator), Sulawesi Selatan (Sulsel) bernama Dewi Tandirerung tidak sebatas di ruang kuliah. Perempuan 18 tahun ini tidak gengsi menjadi sopir angkot tanpa kenal lelah demi mencari nafkah.

"Ini untuk bantu bapak cari nafkah, biayai kuliahku juga," beber Dewi saat ditemui detikSulsel, Senin (11/7/2022).

Dewi mengaku sudah melakoni aktivitasnya menarik angkot selama tiga bulan terakhir. Tiada kata gengsi dalam kamusnya membantu demi orang tua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau gengsi ah tidak ji, karena kata bapak ini usaha baik jadi untuk apa gengsi," tegasnya.

Perempuan yang baru saja diterima di Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja ini paham betul hidup butuh perjuangan. Dirinya tidak harus selalu mengandalkan orang tua demi membiayai kuliahnya.

ADVERTISEMENT

"Niatnya memang bantu bapak biar ringankan bebannya," sambungnya.

Selama mengantar penumpang di sekitar wilayah Makale, Tana Toraja, Dewi turut didampingi ayahnya yang menyemangatinya. Duit hasil menarik angkot Rp 250 ribu per hari dibagi untuk keperluan kuliah dan kebutuhan keluarga.

Namun bukan berarti Dewi mengenyampingkan aktivitas perkuliahan. Kampus tetap nomor satu, mengantar penumpang dijalani di waktu tertentu.

"Tidak setiap waktu, karena kuliah juga. Nanti kalau kelar kuliah baru ganti bapak mengemudi antar penumpang," ungkapnya.

Motivasinya untuk membahagiakan orang tua membuatnya tak mengenal kata putus asa. Dirinya tetap ingin menyelesaikan kuliah dengan hasil membanggakan demi cita-cita menjadi guru Fisika.

"Mau jadi guru Fisika," tegas Dewi.

Sementara ayah Dewi, Jefri menuturkan dirinya masih mendampingi anaknya selama menarik angkot. Pertimbangannya, Dewi dianggap masih perlu mematangkan skill mengemudinya meski anaknya sudah memiliki surat izin mengemudi (SIM).

"Iya saya tidak lepas dulu. Nanti kalau sudah lancar sekali baru bisa sendiri. Sekalian jadi kernet," tandasnya.

Simak respons orang tua Dewi di halaman selanjutnya.

Dewi Jadi Sopir Angkot Tanpa Paksaan Orang Tua

Sementara ayahnya bernama Jefri bangga memiliki Dewi. Anak perempuannya itu memang dikenalnya sebagai sosok pekerja keras.

"Dia (Dewi) memang punya sifat pekerja keras. Saya tidak sangka juga dia mau ikut seperti ini," sebut Jefri.

Dewi menjalani aktivitasnya sebagai mahasiswa nyambi jadi sopir angkot tanpa paksaan orang tua. Makanya Jefri tidak menyangka ketika mendengar keinginan anak untuk meringankan pekerjaannya.

"Ini kemauannya sendiri, saya sangat bersyukur," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Kondisi TKP Ledakan Bom Ikan di Bulukumba: Rumah Hancur-1 IRT Tewas"
[Gambas:Video 20detik]
(sar/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads