Keluhan RPH Makassar Fasilitas Kurang Memadai Layani Sembelih Hewan Kurban

Keluhan RPH Makassar Fasilitas Kurang Memadai Layani Sembelih Hewan Kurban

Tim detikSulsel - detikSulsel
Senin, 11 Jul 2022 08:31 WIB
Sapi kurban di RPH Makassar.
Foto: Aktivitas pemotongan daging kurban di RPH Makassar. (Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)
Makassar -

Rumah Potong Hewan (RPH) Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) diprediksi melayani penyembelihan hingga 300 ekor sapi kurban selama momen hari raya Idul Adha. Namun layanan masih disorot karena fasilitas yang kurang memadai.

"RPH kita sendiri kalau saya lihat sih memang apa ya, karena pemotongannya dikerja secara manual," tutur penanggung jawab RPH Tamangapa drh Muhammad Ridwan Gaffar saat dikonfirmasi detikSulsel, Minggu (10/7/2022).

Tidak hanya itu, lantai RPH di bagian pemotongan pun masih perlu dibenahi. Darah bekas penyembelihan hewan dikatakan tidak mengalir ke pembuangan karena kemiringan lantai yang tidak rata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini membuat darah tergenang di lantai. Rawan membuat petugas tergelincir karena licin efek noda darah di lantai.

"Lantai juga kemiringannya tidak pas, sehingga akan menimbulkan deposit darah sapi yang kemudian tergenang," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Ridwan mengaku RPH Tamangapa sudah memiliki alat restraining box atau alat perebah yang memudahkan dalam proses penyembelihan. Meski selanjutnya proses pemotongan ternak masih dilakukan manual oleh tukang jagal.

"Kita bersyukur ada alat restraining box untuk merebahkan sapi itu, sangat terbantu sekali, karena kita lebih mudah untuk melakukan penyembelihan," ucap Ridwan.

RPH Tamangapa dikatakan mempunyai stok 600 ekor sapi. Namun Ridwan memprediksi jumlah sapi kurban yang disembelih mencapai 300 ekor selama 3 hari Tasyrik terhitung setelah salat Idul Adha.

"Yang disiapkan RPH di dalam kandang sekitar 600 ekor, tapi yang kemungkinan terpotong di hari kurban dan hari 3 tasyrik, mungkin lebih kurang sekitar 275-300 (ekor)," beber dia.

Ridwan menuturkan RPH Tamangapa tidak hanya melayani penyembelihan hewan kurban dari warga. Namun juga dari lembaga/organisasi, hingga instansi pemerintahan.

"Ada lembaga zakat IZI, ada dari masjid, ada dari kantor gubernuran, ada dari instansi pemerintah daerah, pemerintah kota," sebutnya.

Meski fasilitas masih perlu pembenahan, pihaknya memastikan proses penyembelihan hewan kurban di RPH tidak mengabaikan prosedur kesehatan. Ada pemeriksaan kesehatan ternak sebelum dilakukan pemotongan.

"Penyembelihan hewan kurban di Manggala ini, diperiksa terlebih dahulu, dengan pemeriksaan antemorten. Kalau sudah tidak menunjukkan gejala klinis penyakit, maka hewan tersebut diberikan kartu, kemudian disembelih di hari nahar," pungkas Ridwan.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Warga Tidak Ambil Pusing Sembelih Kurban di RPH

Salah seorang warga Kecamatan Manggala, Ana menilai pemotongan lewat RPH lebih praktis. Sapi kurban yang dia datangkan dari Maros pun diputuskan disembelih di RPH.

"Diberitahu kan kalau ternyata bisa kurban di sini, maksudnya bisa dipotongkan toh, jadi kita terima bersih, tinggal dibawa pulang saja begitu, tidak setengah mati lagi," papar Ana saat ditemui detikSulsel, Minggu (10/7).

Sementara warga lainnya yang berasal dari Kecamatan Bontoala bernama Teguh juga mengakui sengaja datang membawa hewan kurbannya untuk disembelih di RPH karena alasan tidak ingin ribet lagi.

"Kebetulan lahan kalau di rumah tidak memadai untuk memotong. Makanya kebetulan ada kenalan, jadi mending di sini saja, terima beres," terangnya.

Halaman 2 dari 2
(sar/asm)

Hide Ads