Proyek kereta api segmen Makassar saat ini masih tertunda karena terkait rencana pembebasan lahan yang belum menemui titik temu. Akibatnya dana pembebasan lahan sebesar Rp 1,4 triliun terancam ditarik pusat.
"Ini kan yang lambat kita itu penetapan lokasinya (untuk pembebasan lahan). Tidak ada kepastian. Dari pusat juga akan bertanya ya sudah dialihkan (dananya) ke (proyek lain) yang sudah pasti aja dulu," ungkap Kepala Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Amanna Gappa kepada detikSulsel, Kamis (30/6/2022).
Sesuai data yang diterima detikSulsel, trase Mandai (Maros)-Parangloe (Makassar) menelan dana Rp 1,4 triliun untuk pembebasan lahan. Untuk stasiun Mandai, lahannya menelan dana Rp 105 miliar, stasiun Parangloe Rp 143 miliar. Jalur utama Rp 1,042 triliun dan siding track Rp 129 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya (Rp 1,4 triliun) lahan ke Makassar ini bisa dialihkan," bebernya.
Menurutnya, bila dana pembebasan lahan ini dialihkan maka proyek kereta api ke Makassar belum bisa dipastikan kelanjutannya. Sehingga pihaknya berharap perencanaan pembebasan lahan ini jadi perhatian pemda.
"Kalau dana pembebasan lahan dialihkan, yang pasti pelaksanaan pembangunan ke arah Makassar bakal terhambat," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, proyek kereta api segmen Makassar sepakat ditunda tahapannya sementara. Ini terjadi lantaran penetapan lokasi dan kepastian desain masih belum ada kepastian.
"Kita semua bersepakat, pak Wali kota juga sepakat. Kita tunda sedikit (kelanjutan terkait KA Makassar). Selanjutnya ini keputusan kembali pada Kementerian Perhubungan (Kemenhub)," ungkap Sekprov Sulsel Abdul Hayat kepada wartawan di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (21/6).
Menurut Hayat penundaan ini karena sejumlah faktor. Masih ada pemilik lahan keberatan dengan jalur kereta api yang direncanakan. Sehingga jalur kereta segmen Makassar memang belum ditetapkan.
"Iya (bermasalah), di empat titik (lahan). Ditambah lagi tadi ada juga arahan Wali kota jadi pertimbangan kuat kita menentukan akan ada rapat lagi," jelas Hayat.
(tau/sar)