Capaian vaksinasi booster Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) masih di angka 7,6 persen. Pihaknya sulit memacu vaksinasi sebab masyarakat sudah merasa tak ada ancaman COVID-19 lagi.
"Vaksin booster kita baru 7,6 persen. Kita akui masih sangat rendah, tetapi rata-rata daerah lain juga masih di angka itu," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pinrang drg. Dyah Puspita Dewi saat ditemui detikSulsel, Jumat (24/6/2022).
Dewi menjelaskan, ada beberapa alasan yang ia nilai membuat masyarakat kini sulit untuk diajak vaksinasi booster. Paling utama karena sudah tidak ada pembatasan dan sudah diizinkan membuka masker.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kendalanya analisa kami masyarakat sudah merasa kondisi normal. Tidak ada yang membuat merasa motivasi vaksin booster. Ini tantangan kami sekarang di daerah," bebernya.
Di sisi lain menurut dia pemerintah tidak bisa memaksakan masyarakat untuk vaksin. Sehingga tidak ada regulasi yang kuat untuk menjadi dasar agar vaksinasi dapat dipacu.
"Tentu kami terus edukasi masyarakat bahwa akan jauh lebih bagus kalau sudah vaksin booster," urainya.
Lebih lanjut Dewi menjelaskan, untuk data terbaru vaksinasi tahap pertama sudah di angka 88 persen. Sementara untuk vaksinasi tahap kedua 67 persen.
"Secara umum vaksinasi di Pinrang cukup bagus. Artinya di tengah-tengah, kita tak berada di posisi paling rendah untuk vaksinasi," tegasnya.
Dewi juga menjelaskan, sampai sejauh ini di Sulsel maupun Pinrang belum ada muncul varian baru BA.4-BA.5. Namun ia menegaskan tetap harus waspada.
"Kita belum ada kasus varian baru, tetapi memang ini varian baru masuk sebab pintu masuk ke Indonesia dibuka lagi, sementara kan di luar negeri sudah lepas masker duluan," jelasnya.
Terpisah, Bupati Pinrang Andi Irwan Hamid, mengatakan, vaksin pada dasarnya untuk meminimalisir penyebaran COVID-19. Maka dari itu, ia berharap agar warga yang belum vaksin dapat segera vaksin sampai vaksin booster.
"Kami Pemda tak henti-henti untuk memaksimalkan vaksinasi. Apabila kita semua sudah divaksin maka penyebaran COVID dapat diminimalisir, dengan demikian, ekonomi kembali dapat berjalan. Itu yang kita inginkan," jelasnya.
(sar/nvl)