Makassar -
Penerimaan peserta didik baru (PPDB) Makassar jenjang SD/SMP memasuki hari kelima masa pendaftaran jalur zonasi hari ini. Namun pendaftaran dibuka, masih menemui ada kendala secara eksternal dan internal yang membuat jadwal berubah.
"Pelaksanaan PPDB 2022 telah berlangsung baik, namun masih terkendala secara eksternal oleh kesiapan data siswa dan permintaan perbaikan oleh orang tua pendaftar yang masih sangat besar," tutur Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar Muhyiddin dalam keterangannya, Kamis (23/6/2022).
Selain itu Disdik Makassar turut mengakui sistem PPDB Makassar yang belum siap sepenuhnya. Hal ini menjadi kendala internal dalam evaluasi di masa pendaftaran jalur zonasi beberapa hari terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kendala internal berupa kesiapan aplikasi PPDB 2022," lanjut dia.
Sejumlah faktor eksternal dan internal inilah yang jadi permasalahan umum di PPDB Makassar. Problem yang membuat Disdik Makassar kemudian memperpanjang jadwal pendaftaran jalur zonasi, yang juga berefek pada berubahnya jadwal tahapan jalur non zonasi.
"Perlu dilakukan perpanjangan pendaftaran PPDB jalur zonasi untuk memberikan kesempatan yang luas kepada seluruh masyarakat mendapatkan haknya sesuai dengan kondisi letak geografis tempat tinggal pendaftar yang tepat," papar Muhyiddin.
Perubahan jadwal tersebut, yakni pendaftaran jalur zonasi yang sebelumnya berakhir berakhir 25 Juni, durasinya ditambah 4 hari atau hingga 29 Juni 2022. Sementara jalur non zonasi pendaftarannya baru dimulai 3-8 Juli 2022.
Perubahan jadwal PPDB Makassar tersebut mempertimbangkan sejumlah masalah di lapangan sesuai hasil telaah Disdik Makassar. Dengan sejumlah catatan penting permintaan masyarakat dan keluhan dari sisi pengguna aplikasi.
Berikut 5 hal yang membuat PPDB Makassar bermasalah hingga jadwal berubah berdasarkan hasil telaah Disdik Makassar;
1. Permintaan Perbaikan Data PPDB Tinggi
Sejumlah persoalan dalam PPDB Makassar 2022 yang berlangsung pada saat ini menyebabkan belum bisanya ada update seleksi pada sisi sistem karena banyaknya permintaan perbaikan data dari masyarakat dan menunjukkan tingginya animo masyarakat melanjutkan pendidikan.
"Adanya masalah pada database siswa PAUD dan SD yang akan mengikuti PPDB sehingga tingkat permintaan layanan perbaikan data masih relatif tinggi serta kemampuan masyarakat dalam menggunakan aplikasi yang belum optimal," ungkap Muhyiddin dalam keterangannya, Kamis (23/6).
2. Calon Siswa Akses PPDB Makassar Masih Minim
Berdasarkan data verifikasi yang dihimpun hingga 24 Juni pukul 12.00 Wita tercatat jumlah serapan anak usia (6 tahun) sebanyak 21.946. Namun jumlah pendaftar baru sebanyak 11.984 orang (54,61%) di mana 9.339 pendaftar (77,93%) telah divalidasi.
Sementara jumlah serapan anak usia SMP (12 tahun) sebanyak 25.733 namun pendaftar baru 11.511 orang (44,73). Dengan jumlah yang telah divalidasi baru 9.284 (80,65%).
"Dengan optimasi sistem dan penambahan waktu pendaftaran yang sejak hari ketiga telah menjadi 24 jam waktu akses pendaftaran dan pengaduan, malah jumlah tersebut menunjukkan masih sedikit dari warga yang terakses dengan pendaftaran PPDB online," ujar Muhyiddin.
3. Masalah Titik Koordinat dan NIK Ganda
Disdik Makassar mengungkap menerima 400 aduan dari orang tua calon siswa setiap hari di PPDB Makassar 2022 jenjang SD/SMP. Laporan didominasi persoalan kesalahan titik koordinat domisili calon peserta didik, hingga adanya nomor induk kependudukan (NIK) ganda.
"Adanya nomor induk kependudukan yang ganda dan digunakan oleh orang yang berbeda secara aktif, dan sudah tertera dalam data Dapodik. Penelusuran data ini membutuhkan dukungan Disdukcapil," beber Kepala Disdik Makassar Muhyiddin dalam keterangannya, Kamis (23/6).
Sementara persoalan titik koordinat terjadi karena letak lintang dan bujur lokasi dari pendaftar yang umumnya masih diletakkan oleh operator di sekolah asal calon peserta didik di PAUD dan SD. Sehingga banyak sekali calon siswa yang tidak dapat mendaftar dengan baik.
"Rata-rata jumlah pengaduan terhadap data tersebut sebanyak 400 aduan setiap hari," tandas dia.
4. Aplikasi PPDB Makassar Belum Optimal
Disdik Makassar juga mengakui aplikasi PPDB Makassar belum sepenuhnya siap oleh tim IT pengembang. Hal ini turut memicu tingginya pengaduan dari orang tua calon siswa yang masuk selama masa pendaftaran jalur zonasi.
"Kondisi ini terlihat dari masih adanya algoritma dalam sistem pendaftaran dan seleksi yang belum tepat," ungkap Muhyiddin.
5. Sekolah Swasta di PPDB Makassar Belum Dilirik
Tuntutan terhadap PPDB Makassar untuk sekolah swasta disebut masih sangat rendah. SD/SMP swasta yang diikutkan dalam PPDB bersama tahun ini, belum dilirik sepenuhnya oleh warga.
"Pilihan masyarakat untuk bersekolah di sekolah swasta yang dikelola oleh masyarakat masih sangat rendah. Untuk itu sebagai komitmen pembinaan dan dukungan yang besar masih diperlukan," pungkas Muhyiddin.