Curhat Ayah di Bitung Anak Ditolak Masuk SD, Meja-Kursi Bawa Sendiri

Sulawesi Utara

Curhat Ayah di Bitung Anak Ditolak Masuk SD, Meja-Kursi Bawa Sendiri

Trisno Mais - detikSulsel
Jumat, 17 Jun 2022 23:32 WIB
Ilustrasi PPDB (Andhika Akbarayansyah)
Foto: Ilustrasi PPDB (Andhika Akbarayansyah)
Bitung -

Ayah calon siswa SD di Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut) Randy Paulus (28) curhat terkait anaknya ditolak masuk di SD pilihan dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB). Dia juga mengaku diminta pihak sekolah membawa kursi dan meja sendiri jika ingin anaknya diterima.

Randy mengunggah curhatannya di media sosial bahwa anaknya ingin sekolah di SD Negeri Manembo-nembo sehingga mendaftarkan putranya di SD Negeri Manembo-nembo sebagai pilihan pada Jumat (17/6/2022). Namun pilihannya tertolak sistem zonasi karena jarak antara tempat tinggal dengan sekolah yang berjauhan.

Belakangan Randy mencoba meminta kebijakan pihak sekolah terkait sistem itu. Randy mengaku pihak kepala sekolah (kepsek) memberi peluang menerima anaknya, namun dengan syarat menyediakan meja dan kursi sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kepsek sarankan kalau anak saya mau sekolah di sini, harus bawa kursi meja dari rumah," kata Randy kepada detikcom, Jumat (7/6).

Dia mengaku sangat kecewa dengan kebijakan tersebut. Randy beralasan anak pertamanya yang merupakan siswa sekolah tersebut tidak menemui permasalahan seperti yang terjadi pada anak keduanya.

ADVERTISEMENT

"Saya kecewa karena anak yang kedua baru lulus TK, nah keinginannya harus satu sekolah dengan kakaknya di SD Negeri Manembo-nembo," tutur dia.

Dia menilai permintaan pihak sekolah untuk menyediakan meja dan kursi sendiri memberatkan. Bahkan dia menuding hal serupa juga terjadi di orang tua lainnya namun takut buka suara.

"Karena bukan saya sendiri yang merasakan ada permintaan seperti itu. Mungkin baru saya orang pertama yang unggah di sosmed," sebut Randy.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Dinas Pendidikan Kota Bitung Patmos Supari menyarankan agar calon siswa yang tertolak di SD pilihan bisa mencari sekolah lain yang berada di dekat domisilinya. Rekomendasinya, mendaftar di SDN Matuari.

"Jadi zonasi yang lebih dekat dari anak itu adalah SD Negeri Matuari yang baru dibuka," saran Patmos Supari.

Dia membantah soal tudingan orang tua siswa yang diminta pihak sekolah membawa kursi dan meja sendiri. Menurut dia, kepala sekolah tidak memberikan jaminan seperti itu.

"Iya saya sudah konfirmasi tadi ke kepsek dia juga nggak memberikan jaminan bahwa dia terima di situ dengan membawa kursi, tak begitu," imbuhnya.

Dia menjelaskan penerapan sistem zonasi itu yang diutamakan adalah siswa yang tempat tinggalnya dekat dengan sekolah. Apabila kuotanya masih ada, baru dibuka kembali untuk calon siswa dari luar zona tersebut.

"Yang didahulukan itu kelurahan paling dekat, seandainya itu belum terpenuhi baru mereka boleh terima yang agak jauh," pungkasnya.




(sar/hmw)

Hide Ads