Operasi SAR KM Ladang Pertiwi telah resmi ditutup. Setelah 10 hari pencarian, tim SAR hanya menemukan 31 korban selamat, 4 meninggal dunia, dan 15 lainnya dinyatakan hilang.
Basarnas selama masa pencarian telah melakukan berbagai upaya untuk menemukan seluruh korban KM Ladang Pertiwi yang tenggelam di Selat Makassar. Sayangnya, tim SAR gabungan sudah tidak menemukan tanda keberadaan korban lainnya.
"Maka dengan berat hati operasi SAR kecelakaan kapal KM Ladang Pertiwi yang tenggelam di perairan Pulau Pamantauang, Liukang Kalmas, Pangkep, Sulawesi Selatan dinyatakan ditutup pada hari ke-10, Senin 6 Juni 2022 pukul 16.00 Wita," ujar Kepala Basarnas Makassar Djunaidi dalam keterangan resminya, Senin (6/6/2022).
Djunaidi mengatakan Tim SAR gabungan sudah berupaya mencari 15 korban hilang hingga hari ke-7 pada Jumat (3/6). Operasi SAR kemudian diperpanjang tiga hari namun tak berbuah hasil.
"Kami mewakili tim SAR gabungan menyampaikan dukacita mendalam kepada keluarga korban yang dinyatakan meninggal dunia dan hilang atas tenggelamnya KM Ladang Pertiwi 02. Semoga keluarga diberi kesabaran dalam menghadapi kondisi ini," ucapnya.
Berikut 6 fakta operasi SAR KM Ladang Pertiwi yang dirangkum detikSulsel:
1. Tenggelamnya KM Ladang Pertiwi
KM Ladang Pertiwi dilaporkan tenggelam setelah bertolak dari Pelabuhan Paotere Jumat (27/5) pukul 17.00 Wita. Basarnas melaporkan KM Ladang Pertiwi hilang kontak pada malam harinya.
Basarnas kemudian meminta kapal yang melintas di sekitar titik hilangnya kapal untuk memberikan pertolongan. Malam itu, Basarnas masih belum memastikan KM Ladang Pertiwi tenggelam.
"Kami (Basarnas) cuma menginformasikan ke kapal-kapal yang melintas di situ untuk memberikan pertolongan," kata Kepala Siaga Basarnas Makassar Ardiansyah kepada detikSulsel, Sabtu (28/5).
KM Ladang Pertiwi diperkirakan dihantam badai sekitar 10 nautical miles (NM) dari titik pemantauan kapal yang menyebabkan mati mesin. Awalnya kapal juga diduga kehabisan bahan bakar. Selanjutnya kapal tenggelam.
"Untuk analisa sampai ke situ bisa jadi karena kami sempat lihat video korban selamat ada informasi bahwa BBM habis," katanya.
Nakhoda KM Ladang Pertiwi yang selamat dalam pelayaran maut itu kemudian menjelaskan detik-detik kapal tenggelam. Insiden itu disebabkan kapal mengalami mati mesin sehingga dihantam ombak besar.
"Tiba-tiba mati mesin, pompa mati, mati semua pompa dua, jadi tidak bisa hidup mesin. Baku lawan ombak kapal (dihantam ombak)," ujar Supriadi dalam jumpa pers di Terminal Petikemas Makassar, Selasa (31/5).
Supriadi menuturkan, KM Ladang Pertiwi berangkat dari Pelabuhan Paotere Makassar pada Rabu (25/5). Saat berangkat, kondisi cuaca sedang teduh sampai di daerah Butung-butungan.
"Dilewati Kalukuang sekitar 8 mil di Pamantauang baru kencang angin. Setelah itu mau tenggelam kapal," ucap dia.
Simak Video "Video: Heboh Yacht Senilai Rp 16 M Karam, Padahal Baru Berlayar 15 Menit"
(asm/nvl)