Masa operasi pencarian tim SAR gabungan terhadap korban tenggelam KM Ladang Pertiwi di Selat Makassar memasuki hari terakhir sejak sebelumnya diperpanjang tiga hari. Sebanyak 15 penumpang hingga saat ini masih hilang.
Analis Pencarian dan Pertolongan Basarnas Makassar, Wahid DJ menekankan pihaknya masih melakukan pencarian. Wahid berharap ada korban yang kembali ditemukan di hari ke-10 pencarian pada Senin (6/6) hari ini.
"Hari ke-10. Jangan bilang hari terakhir karena siapa tahu besok (hari ini) ada tanda-tanda," ucap Wahid DJ saat dikonfirmasi detikSulsel, Minggu (5/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan secara umum faktor cuaca turut mempengaruhi upaya pencarian korban KM Ladang Pertiwi. Angin laut hingga ketinggian ombak menyulitkan Tim SAR gabungan saat di laut.
"Proses pencarian yang terkendala itu misalnya cuaca buruk, jarak pandang tak bisa terlihat, atau angin (kencang), ombak," tutur dia.
Belum lagi pihaknya menduga, sejumlah korban terbawa arus bawah laut hingga sulit ditemukan. Namun dia meyakini korban ditemukan tinggal menunggu waktu saja.
"Kemungkinan juga karena seumpamanya arus bawah kan kita tidak tahu kan. Cuman kalau tenang di atas (permukaan laut), di bawah kita tidak tahu," urai Wahid.
Sementara itu, perpanjangan operasi pencarian masih akan dipertimbangkan. Pihaknya memastikan akan terus melakukan pencarian terhadap korban sampai ada kebijakan lebih lanjut.
"Belum ada (rencana perpanjangan masa pencarian). Nanti dilihat situasi dan kondisi besok (hari ini)," tandasnya.
Sebelumnya, operasi pencarian korban kapal tenggelam KM Ladang Pertiwi akan kembali berakhir setelah diperpanjang tiga hari sejak Jumat (3/6). Masa perpanjangan ini mempertimbangkan masih banyaknya korban belum ditemukan.
"Kami akan perpanjang hingga 3 hari ke depan disebabkan karena banyak korban yang belum di temukan," kata Kepala Basarnas Makassar Djunaidi kepada wartawan, Jumat (3/6) lalu.
50 Penumpang: 31 Selamat, 4 Tewas, dan 15 Hilang
Diketahui KM Ladang Pertiwi terdata membawa 50 penumpang. Dari jumlah tersebut, ada 31 korban ditemukan selamat, dan 4 tewas, sedangkan 15 penumpang masih hilang.
"Jumlah semua yang didapat 35 orang, 31 di antaranya selamat jumlah meninggal 4 orang, sementara seperti itu, " tutur Kepala Basarnas Makassar Djunaidi saat dikonfirmasi, Sabtu (4/6).
Wilayah pencarian korban tenggelam KM Ladang Pertiwi pun diperluas hingga 50 nautical miles. Operasi Tim SAR gabungan turut dibantu nelayan.
"Kalau orang mencari itu kan terkait luas wilayah dan semangat memperluas pencarian, alur tetap tidak dirubah, semua bahkan ditambah dari kepala desa membantu kegiatan ini, ada nelayan di atas kapal membantu pencarian," tegasnya.
1 Jenazah Korban KM Ladang Pertiwi Sulit Diidentifikasi
Dari 4 jenazah yang telah ditemukan, 1 di antaranya belum terungkap identitasnya. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sulsel kesulitan mencocokkan data antermorten dan postmorten lantaran sidik jari jenazah hancur dan tangan jenazah tak ada.
"Dari data antemortem dan postmortem, tidak ada yang matching (cocok). Itu kendalanya," ungkap Kabid Dokkes Polda Sulsel Kombes Yusuf, Minggu (5/6).
Satu jenazah yang sulit diungkap identitasnya itu ditemukan tim SAR gabungan pada Kamis (2/6). Saat ini Tim DVI Polda Sulsel masih melakukan pendalaman.
"Data antemortem dari pihak keluarga itu sangat menentukan berhasil tidaknya ungkap jenazah yang belum teridentifikasi," kata Yusuf.
Sementara 3 jenazah lainnya sudah diketahui identitasnya yang kesemuanya berjenis kelamin perempuan. Mereka masing-masing bernama Siti Hajrah yang ditemukan pada Rabu (1/6), kemudian Rahama dievakuasi pada Kamis (2/6), dan Asni yang jenazahnya ditemukan Jumat (3/6).
KM Ladang Pertiwi Tenggelam gegara Tak Layak Berlayar
Diketahui KM Ladang Pertiwi tenggelam di sekitar 108 nautical miles di Selat Makassar. Kapal bertolak dari Pelabuhan Paotere, Jumat (27/5) pukul 17.00 Wita dan dilaporkan hilang kontak pada malam hari oleh Basarnas Makassar.
Penerapan status hukum menjadi tersangka itu dilakukan karena adanya unsur kelalaian. Mereka juga tidak memiliki izin berlayar, dan kapal tidak layak berlayar.
"Kapal yang digunakan yang kecelakaan adalah kapal ikan dan sebenarnya tidak layak pakai untuk kapal penumpang bagi barang lainnya. Standar kapal juga tidak laik pakai untuk penumpang," sebut Kapolda Sulsel Irjen Nana Sudjana saat dikonfirmasi, Jumat (3/6).
Polisi yang kemudian mengusut kasus ini menetapkan 2 tersangka yang bertanggung jawab atas tenggelamnya kapal, yakni Supriadi selaku nakhoda dan Syaiful sebagai pemilik kapal.
"Kalau ini kan kelalaian si juragan (nakhoda) ini kan. Tidak ada izin berlayarnya itu," sebut Dirkrimsus Polda Sulsel Kombes Widoni Fedri saat dihubungi, Rabu (1/6).