Pencarian korban KM Ladang Pertiwi yang tenggelam di Selat Makassar sudah memasuki hari kesembilan. Operasi pencarian kembali diperluas hingga 50 nautical miles (NM) untuk mencari 15 korban yang masih hilang.
KM Ladang Pertiwi dengan manifes 50 orang berlayar dari Pelabuhan Paotere menuju ke Kabupaten Pangkep, Jumat (27/5/2022) sore lalu. Kapal kemudian dilaporkan hilang kontak pada Jumat (27/5) malam dan belakangan dipastikan tenggelam di Selat Makassar.
Hingga saat ini, baru 35 korban yang ditemukan oleh Tim SAR gabungan dan empat orang ditemukan meninggal. Sementara masih ada 15 korban lainnya belum ditemukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diperluas 50 nautical miles (pencarian hari kesembilan)," ujar Kepala Basarnas Makassar Djunaidi kepada detikSulsel, Minggu (5/6).
Pada hari sebelumnya, Sabtu (4/6) proses pencarian korban KM Ladang Pertiwi telah diperluas menjadi 45 NM.
"Diperluas hari ini sampai 45 nautical mile (sebelumnya 40 nautical mile)," kata Djunaidi, Sabtu (4/6).
Djunaidi mengungkapkan, pencarian oleh tim SAR gabungan juga dimaksimalkan. Termasuk oleh sejumlah nelayan dari Kabupaten Pangkep ikut membantu pencarian korban.
"Kalau orang mencari itu kan terkait luas wilayah dan semangat memperluas pencarian, alur tetap tidak dirubah, semua bahkan ditambah dari kepala desa membantu kegiatan ini, ada nelayan di atas kapal membantu pencarian," kata Djunaidi.
Menurutnya, pencarian yang melibatkan nelayan cukup efektif. Sejumlah korban juga cukup banyak yang ditemukan oleh mereka yang merupakan bagian dari tim SAR gabungan.
"Jadi semua punya arti masing-masing. Semua ikut bagian dari tim SAR (gabungan)," tutur Djunaidi.
DVI Identifikasi 2 Jenazah KM Ladang Pertiwi
Tim disaster vicitm identification (DVI) Polda Sulsel sudah mengidentifikasi 2 jenazah korban KM Ladang Pertiwi yang sebelumnya ditemukan dengan kondisi wajah susah dikenali. Kedua jenazah teridentifikasi berjenis kelamin Perempuan.
"Kedua itu Asni dan ketiga itu Rahama," ujar Kabiddokkes Polda Sulsel Kombes dr Yusuf Mawardi kepada detikSulsel, Sabtu (4/6).
Korban yang teridentifikasi tersebut bernama Rahama. Dia merupakan warga Pulau Tabalikang, Desa Sabalu, Kecamatan Kalukuangmasalima, Kabapaten Pangkep, Sulsel. Jenazahnya teridentifikasi melalui data antemortem dan post mortem.
Yusuf mengungkapkan, berdasarkan data primer dari gigi gerigi korban dan 12 sidik jari yang ditemukan oleh tim Inafis Polda Sulsel, korban Rahama diperkirakan berusia 70-75 tahun.
"Jadi almarhum (Rahama) teridentifikasi yang pertama dari gigi gerigi dan dari sidik jari, kalau yang sekunder dari propertinya," jelasnya.
Selanjutnya, untuk jenazah Asni diidentifikasi melalui identitas yang dikantongi ketika ditemukan oleh tim SAR. Korban diketahui berusia 40 tahun.
"Primer dari identitasnya (bahan identifikasi korban)," terangnya.
Sejauh ini, Tim SAR sudah menemukan 4 jenazah korban KM Ladang Pertiwi. Hanya saja baru tiga di antaranya yang identitasnya teridentifikasi.
Jenazah pertama yang teridentifikasi bernama Sitti Hajrah. Korban ditemukan pada hari kelima pencarian, Rabu (1/6).
Selanjutnya jenazah lainnya yang teridentifikasi bernama Rahama. Korban ditemukan pada hari keenam pencarian, Kamis (2/6) bersama satu jenazah lainnya yang masih belum teridentifikasi.
Kemudian jenazah bernama Asni berhasil diidentifikasi. Korban ditemukan pada hari ketujuh pencarian, Jumat (3/6).
Yusuf menyampaikan jenazah keempat belum teridentifikasi karena tidak memiliki kesamaan data antemortem dan post mortem yang dikantongi oleh tim DVI.
"Setelah kami lakukan identifikasi belum ada yang matching dengan data-data ante mortem yang kami terima. Jadi kami masih mendalami data ante mortem kami," paparnya.
(asm/sar)