Pengamat Nilai Ulla Lamban Rekonsiliasi PD Sulsel, Loyalis IAS Bisa Hengkang

Pengamat Nilai Ulla Lamban Rekonsiliasi PD Sulsel, Loyalis IAS Bisa Hengkang

Fathul Khair - detikSulsel
Kamis, 02 Jun 2022 14:17 WIB
Wakil Ketua DPRD Sulsel Nimatullah (Noval-detikcom)
Foto: Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni'matullah (Noval-detikcom)
Makassar -

Pengamat politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Andi Luhur Priyanto menuturkan Ketua DPD Demokrat Sulawesi Selatan (Sulsel) Ni'matullah (Ulla) bisa mencegah gerbong loyalis Ilham Arief Sirajuddin (IAS) hengkang ke Golkar. Ulla perlu segera melakukan rekonsiliasi di internal Partai Demokrat (PD) Sulsel.

"Kalau rekonsiliasi gagal dan Pak IAS tetap hengkang akan berpotensi diikuti gerbong pendukungnya," ungkap Luhur kepada detikSulsel, Kamis (2/6/2022).

Menurut Luhur, Ni'matullah harus membuktikan jika pengurusnya saat ini bisa bekerja optimal. Termasuk Ni'matullah harus mammpu merangkul dan menggerakkan DPC di daerah-daerah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perlu bergerak secepatnya. Terutama menghadapi agenda verifikasi parpol calon peserta Pemilu 2024 ini," jelasnya.

Dia menilai, peluang 10 Ketua DPC Demokrat untuk pindah ke Golkar cukup besar. Ini karena figur IAS menjadi patron di partai Demokrat.

ADVERTISEMENT

"Politik kepartaian kita tidak berbasis ideologi. Umumnya rekrutmen kader partai politik itu berbasis kepengikutan atau followership. Sehingga pimpinan partai akan selalu membawa gerbong pendukung di kepengurusan," tuturnya.

Luhur menjelaskan, memang sangat besar konsekuensi dari sistem politik kepartaian berbasis kepengikutan tersebut. Sebab ketika tokoh yang menjadi patron angkat kaki dari partai, maka para pengikutnya juga akan ikut berpindah.

"Maka ketika IAS berpindah partai, maka pengikut atau loyalisnya juga akan ikut. Meskipun tidak mengikut langsung," tambah

Hanya saja risiko kader yang pindah partai kata dia, perlu beradaptasi terlebih dahulu. Misalnya terkait kebijakan dan program partai tersebut.

"Dan tidak akan langsung juga menduduki posisi-posisi yang strategis di kepengurusan," ujarnya.

Bagi partai politik kata Luhut, pengurus itu bisa datang dan pergi. Itulah mekanisme yang disebutnya survival partai. Di samping ujian elektoral di setiap Pemilu.

"Untuk kasus Demokrat di Sulsel, sepertinya beberapa DPC memang perlu regenerasi dan penyegaran. Di luar soal dukungan waktu Musda (Demokrat Sulsel). Bisa berbasis evaluasi atas pencapaian elektoralnya di Pemilu 2019," pungkas Luhur.

Diberitakan sebelumnya, Ketua DPC Demokrat Maros Amirullah Nur Saenong mengungkapkan 10 Ketua DPC Demokrat di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang tidak menghadiri pelantikan pengurus DPD Demokrat Sulsel mengisyaratkan akan ikut hengkang dari Demokrat.

Ke-10 Ketua DPC Demokrat tersebut, yakni Ketua DPC Pinrang sekaligus Bupati Pinrang Irwan Hamid, Ketua DPC Maros Amirullah Nur, Ketua DPC Wajo Rahman Rahim, Ketua DPC Barru Irmawaty Syahrir, Ketua DPC Bulukumba Murniaty.

Selain itu, ada Ketua DPC Bantaeng Muh Arasy, Ketua DPC Luwu Utara Ansar Akib, Ketua DPC Toraja Utara Hatsen Bangri, Ketua DPC Sinjai Muh Nasyit Umar, dan Ketua DPC Takalar Japri Y Timbo.

"Hampir semua (DPC Demokrat) yang tidak ikut pelantikan, akan mengikuti jejak IAS. Ada 10 (DPC) tidak hadir (pelantikan)," ungkap Amirullah Nur Saenong kepada detikSulsel, Selasa (31/5).




(tau/nvl)

Hide Ads