Kisah Marselinda, Siswi Berprestasi Terhalang Biaya Saat Lulus FK Unsrat

Sulawesi Utara

Kisah Marselinda, Siswi Berprestasi Terhalang Biaya Saat Lulus FK Unsrat

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Selasa, 31 Mei 2022 07:00 WIB
Marselinda Morensia Mulalinda, siswa yang lulus di Fakultas Kedokteran, Unsrat melalui SNMPTN tapi ekonomi orang tua tidak mampu (detikcom/Trisno Mais)
Foto: Marselinda Morensia Mulalinda, siswa yang lulus di Fakultas Kedokteran, Unsrat melalui SNMPTN tapi ekonomi orang tua tidak mampu (detikcom/Trisno Mais)
Bitung -

Marselinda Morensia Mulalinda, calon mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado menyita perhatian banyak orang setelah mengunggah kisahnya lulus jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) namun tersandung masalah biaya. Padahal Marselinda merupakan siswi berprestasi.

Marselinda alias Moren merupakan siswa terbaik dari SMA Lokon St. Nikolaus, salah satu sekolah favorit di Kota Tomohon, Sulut. Sebuah sekolah dengan fasilitas lengkap dan siswanya tinggal dalam asrama.

"Marselinda adalah siswa terbaik, karena dia peringkat 1," ungkap Kepala SMA Lokon Stephanus Ignatius Poluan kepada detikcom, Senin (30/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah prestasi telah Moren torehkan selama menempuh pendidikan formal di sekolah tersebut. Teranyar, Moren menjadi siswa terbaik saat ujian akhir.

"Lalu hasil terakhir di pelaksanaan ujian akhir, Moren ini dia juga menjadi yang terbaik. Sehingga di acara penamatan kami memberikan piagam penghargaan karena prestasi akademiknya yang luar biasa," katanya.

ADVERTISEMENT

Semasa sekolah Moren juga aktif di kelompok olimpiade sains mata pelajaran Geografi. Dia adalah peraih medali emas dan perak saat Universitas Gajah Mada (UGM) membuat lomba mata pelajaran Geografi 2021 lalu.

"Dia dapat medali emas dan perak," katanya.

Masuk Sekolah Favorit dengan Modal Beasiswa Berprestasi

Kepala SMA Lokon Stephanus mengatakan, Moren mengenyam pendidikan di SMA Favorit melalui beasiswa prestasi. Ia mendapatkan beasiswa penuh dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bitung.

Melalui Beasiswa tersebut Moren dapat menikmati fasilitas sekolah dengan gratis. Dirinya tidak perlu mengkhawtirkan biaya perlengkapan sekolah maupun konsumsi.

"Belajar di sekolah, ikut club sains, ekskul, dapat buku2 pelajaran, perlengkapan seragam, sepatu. Tinggal di asrama: makan pagi, snack pagi makan siang, snack sore, makan malam. Laundry free," jelas Stephanus.

Tidak hanya fasilitas, buah dari prestasinya Moren juga mendapatkan pendampingan karakter di sekolahnya. Termasuk mengakses sejumlah fasilitas pendukung seperti perpustakaan dan olahraga.

"Pendampingan guru di sekolah, pendampingan karakter di asrama oleh pamong-pamong asrama. Free menggunakan fasilitas-fasilitas sekolah yang ada: perpustakaan, laboratorium, fasilitas olahraga, kolam renang, sport hall, dll," sebutnya.

Curhat di Medsos Lulus SNMPTN FK Unsrat Tapi Tidak Punya Biaya

Impian Moren untuk melanjutkan pendidikan kian dekat ketika ia diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat). Namun masalah biaya menyandung langkahnya. Untuk menjaga asanya, Moren pun menumpahkan masalahnya di ruang media sosial.

Dalam unggahan yang beredar, Sabtu (28/5/2022), gadis itu mengaku hanya punya sisa waktu 10 hari untuk membayar uang kuliah tunggal (UKT) sebesar Rp 14 juta. Jika tidak, harapannya untuk menjadi dokter pupus.

"Waktu yang saya miliki tinggal 10 hari lagi untuk menuju masa depan atau terhenti di sini," tulis akun Facebook Ien Mulalinda, seperti dilihat detikcom, Minggu (29/5).

Gadis itu kemudian bercerita tentang pengalamannya ketika mendaftar di Fakultas Kedokteran Unsrat Manado.

Moren termasuk nekat karena untuk mengejar cita-citanya dia memberanikan diri mendaftar di Fakultas Kedokteran tanpa memberi tahu orang tuanya. Bukannya ingin menjadi kurang ajar, tetapi hal ini dilakukan karena orang tuanya akan keberatan mengingat kondisi perekonomian mereka.

Ayah Moren hanya seorang tukang kayu dan sudah masuk kategori lanjut usia (lansia). Sementara ibunya sebagai ibu rumah tangga.

"3 bulan lalu tanpa sepengetahuan orang tua saya mendaftarkan diri untuk kuliah mengambil jurusan kedokteran. Saya tahu orang tua saya tidak akan mampu membiayainya," tambah dia.

"Ayah saya adalah tukang kayu atau bangunan, namun karena sudah lansia maka panggilan bekerja kayu dan bangunan sudah jarang sekali. Ayah beralih menjadi tukang ojek, namun jika sakit asam urat dan kolesterolnya kumat, ibulah yang menggantikan ayah mengantar penumpang," tulis Moren dalam unggahannya.

Kondisi ekonomi tidak memutuskan semangatnya untuk untuk terus berjuang. Hasilnya, Dia dinyatakan lulus sebagai calon mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat Manado. Ketika mendapatkan informasi itu, Moren mengaku senang, namun juga sedih.

Sedih, karena ada biaya dengan nominal yang cukup besar yang harus dibayar Moren. Hingga kini ia dan kedua orang tuanya terus berusaha mencari jalan keluar untuk mendapatkan biaya kuliah.

"Puji Tuhan pada bulan Maret yang lalu saya dinyatakan lulus masuk kedokteran Unsrat jalur SNMPTN. Namun saya bingung karena biaya UKT yang besar. Orang tua saya sudah berusaha namun batas pembayarannya tinggal 10 hari lagi dan kami belum mendapat jalan keluar sampai hari ini," kata dia.

Gadis itu lalu ikut mengunggah sejumlah prestasi ketika masih duduk di SMP dan SMA. Dia mengaku selama sekolah pernah mendapatkan berbagai piagam penghargaan. Dia berharap dengan prestasi tersebut dapat membantunya untuk memperoleh beasiswa.

"Saya tidak punya biaya untuk kuliah. Saya hanya punya piagam-piagam dan medali ini, yang saya kumpulkan selama SMA. Saya berharap ini semua bisa menolong saya untuk kuliah, namun saya tidak tahu bagaimana caranya. Waktu saya tinggal 10 hari lagi. Tolong bantu saya," tulis dia.

Moren mengaku malu dengan unggahannya tersebut. Dia tidak siap dengan anggapan negatif orang.

"Tadi saya buang malu, memberanikan diri posting. Sebenarnya takut juga dengan respons orang-orang. Takutnya dianggap saya mengemis uang," kata Marselinda kepada detikcom, Minggu (29/5).

Dia berharap uanggahannya tersebut dapat sampai di pemerintah. Paling tidak dia berharap ada beasiswa yang bisa diberikan kepadanya. Sebab biaya kuliah di Fakultas Kedokteran sangat besar, sementara kedua orang tuanya dari latar belakang masyarakat ekonomi lemah.

"Sebenarnya tujuan awal di-posting supaya pemerintah dapat melihat, ada perhatian buat saya. Jadi tujuan awal supaya pemerintah daerah bisa lihat, bantu-bantu supaya dapat beasiswa," kata dia.

Unggahan Moren akhirnya viral. Sesuai harapan ada pertolongan yang datang kepadanya. Wali Kota (Walkot) Bitung, Sulut Maurits Mantiri turut merespons curahan hati Moren. Maurits mengaku siap membantu mengurus kendala biaya yang dialami warganya itu.

"Ya sudah diurus (terkait curhat kendala biaya Marselinda)," kata Maurits kepada detikcom, Minggu (29/5).

Maurits mengatakan sudah mengagendakan pertemuan dengan gadis tersebut di Kantor Wali Kota Bitung. Namun Maurits belum menjelaskan secara detail terkait agenda pertemuan itu.

"Selasa (31 Mei 2022) kita jumpa (agendakan pertemuan dengan Marselinda)," singkatnya.




(hmw/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads