"Saya mohon maaf kalau panitia, ada kader Golkar yang berbudi pekerti, berhati baik, (tapi) tidak mendapat undangan, mohon maaf yang sebesar-besarnya. Itu hal teknis, bukan hal yang luar biasa," sebut Nurdin Halid usai halal bihalal kader Golkar dan relawan Airlangga Hartarto di Hotel Four Points by Sheraton Makassar, Minggu (29/5/2022).
Dia berdalih hal ini merupakan persoalan yang tidak perlu dibesar-besarkan. Bahkan hal ini biasa dialami dirinya sendiri.
"Saya juga biasa tidak diundang, sekalipun wakil ketua umum, tidak baper (bawa perasaan)," sebut dia.
Namun menurut Nurdin Halid, semestinya kader Golkar Sulsel dapat hadir. Meskipun tidak mendapat undangan.
"Yang kita undang kader. Persoalan ada kader yang baik, hatinya bagus, berbudi pekerti tidak sempat diundang ya mohon maaf karena saya tidak mengetahui. Tapi saya tahu persis, bahwa semua kader berbudi pekerti dan berhati baik, diundang," ungkap NH.
Mantan Ketua Umum PSSI itu juga menyampaikan, sebelumnya tidak ada komunikasi dengan DPD I terkait acara tersebut. Sebab rencana awal kegiatan itu memang tidak akan melibatkan struktur partai.
"Tidak perlu (komunikasi dengan DPD I Golkar Sulsel). Memang tidak harus, karena kita tidak menggunakan struktur partai, tapi kader," pungkas Nurdin Halid.
Sekadar informasi, sehari sebelum acara tersebut, Ketua DPD I Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel) Taufan Pawe mengaku tidak diundang pada pengukuhan IAS sebagai kader Golkar. Pengukuhan IAS tidak melibatkan Golkar Sulsel.
"Saya tidak diundang. Tidak dilibatkan. Tidak ada (undangan)," kata Taufan Pawe usai menghadiri pelantikan pengurus DPD Demokrat Sulsel, Sabtu (28/5).
Informasi yang beredar, pengukuhan IAS menjadi kader Golkar yang dirangkaikan halal bihalal kader Golkar dan relawan Airlangga Hartarto tersebut diinisiasi oleh Wakil Ketua Umum DPP Golkar Nurdin Halid.
"Bukan (acara DPD I Golkar). Saya tidak melihat sampai sekarang (undangan), dan saya substansinya kan DPD I tidak dilibatkan," tambah Wali Kota Parepare ini.
Namun dia tak ingin ketidakhadirannya di pengukuhan IAS tidak ditafsirkan lain. Apalagi TP mengklaim, dirinyalah yang pertama kali mengajak IAS untuk mau bergabung ke Partai Golkar.
"Kalau dilihat rekam jejak digital, yang paling pertama menemui IAS siapa? Sebelum ada keputusan dari DPP Demokrat, saya sudah bersilaturahmi ke beliau. Apa makna silaturahmi itu, saya memang sudah membayangkan, bahwa tidak mungkin menang dua-duanya, antara Ni'matullah dengan IAS. Pasti ada yang gugur," pungkas Taufan.
(sar/nvl)