Jembatan gantung di Desa Sarapeang, Kecamatan Rembon, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) perlu segera mendapat perhatian pemerintah. Kondisinya sudah reyot dan rawan terputus saat dilintasi pelajar ke sekolah.
detikSulsel menjajal jembatan tersebut pada Kamis (26/5/2022). Usai melangkah beberapa meter, jembatan langsung bergoyang. Tali penyangganya sudah tak lagi kukuh. Bahkan tampak beberapa talinya sudah terputus.
![]() |
Tepat di bawah jembatan mengalir sungai yang alirannya cukup deras. Tinggi jembatan dari sungai diperkirakan sekitar 10 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagian alas jembatan yang terbuat dari kayu tampak sudah lapuk. Bahkan beberapa papan alas jembatan sudah terbongkar. Sekat pengaman di kedua sisi jembatan juga sudah terbuka.
Pegangan jembatan dari semacam tali sling. Ini menjadi tumpuan utama saat meniti jembatan. Terutama bila melintasi bagian tengah jembatan yang sudah jebol dan hanya ditutupi potongan papan darurat.
![]() |
Bagi yang pertama kali melintasi jembatan, terasa seperti uji nyali. Apalagi alas jembatan basah dan lapuk. Ditambah lagi jembatan akan bergerak dan goyang begitu mulai melangkah.
Saat jembatan ini baru difungsikan, kendaran roda dua bisa melintas dengan lancar. Namun kini tak lagi diperkenankan. Pasalnya kondisi jembatan sudah nyaris roboh.
Meskipun demikian, jembatan ini tetap digunakan warga. Pasalnya, fasilitas pendidikan dan kesehatan tak ada di Desa Sarapeang. Warga mesti menyeberang ke Kelurahan Rembon.
"Jembatannya sudah lama rusak. Memang sudah tua juga, papan alasnya itu sudah lapuk ada yang berlubang. Tapi mau bagaimana lagi tetap anak-anak lewat ke sana untuk sekolah," kata Kepala Desa Sarapeang Hariyanto Talondong kepada detikSulsel, Rabu (25/5).
![]() |
Hariyanto pun berharap, pemerintah daerah (Pemda) Tana Toraja memberi perhatian pada jembatan gantung tersebut. Menurutnya, jika jembatan diperbaiki akses masyarakat menuju kelurahan itu bisa lebih cepat.
"Mudah-mudahan bisa diperhatikan Bupati atau dewan. Karena ini setiap hari dilalui anak sekolah," harap Hariyanto.
(tau/nvl)