Pelajar di Desa Sarapeang Kecamatan Rembon Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) harus menantang maut menyeberangi jembatan reyot dan lapuk menuju sekolah. Jembatan tersebut merupakan akses satu-satunya warga desa sekitar.
"Jembatannya sudah lama rusak. Memang sudah tua juga, papan alasnya itu sudah lapuk ada yang berlubang. Tapi mau bagaimana lagi tetap anak-anak lewat ke sana untuk sekolah," kata Kepala Desa Sarapeang Hariyanto Talondong kepada detikSulsel, Rabu (25/5/2022).
Dalam video yang beredar, tiga siswi tampak bergiliran akan meniti jembatan gantung ini. Terdengar derasnya air sungai yang mengalir dari arah bagian bawah jembatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jembatan gantung ini tampak hanya beralas kayu. Lantainya sudah mulai kelihatan lapuk. Bagian tengah jembatan bahkan tampak sudah hampir jebol. Pasalnya salah satu sisi balok penyangga di pinggir jembatan terputus.
Untuk menyambung kembali, beberapa potongan papan ditumpuk di sisi balok pinggir jembatan yang belum terputus.
Siswi pertama tampak berani dan santai meniti potongan papan darurat tersebut dan melewati bagian yang jebol. Siswi kedua kemudian berusaha menyusul, dia sudah menginjak potongan kayu penghubung darurat, namun tiba-tiba mundur karena ragu.
Siswi ketiga kemudian yang maju. Sambil berpegangan, bergelantungan ke kawat besi jembatan gantung yang melintang, dia berhasil melewati bagian jembatan yang jebol. Dia kemudian memperbaiki potongan papan yang bergeser karena pijakannya.
Terakhir, siswi kedua yang sempat mundur akhirnya memberanikan diri. Dia juga berpegangan erat ke kawat jembatan yang melintang. Kemudian meniti papan darurat yang dipasang bertumpuk di bagian jembatan yang jebol dengan hati-hati, yang membuatnya bisa melewati bagian jembatan yang hampir putus.
Hariyanto mengungkapkan, sebagai kepala desa dirinya tidak bisa berbuat banyak untuk memperbaiki jembatan gantung tersebut. Pasalnya kata dia, dana desa yang dikelolanya sangat terbatas.
"Kalau mau mengharap dana desa susah, sangat minim. Kemudian anggaran sudah diatur dengan setiap bidang-bidang, sementara wilayah kami sangat luas," ungkapnya.
Hariyanto pun berharap, pemerintah daerah (Pemda) Tana Toraja memberi perhatian pada jembatan gantung tersebut. Menurutnya, jika jembatan diperbaiki akses masyarakat menuju kelurahan itu bisa lebih cepat.
"Mudah-mudahan bisa diperhatikan Bupati atau dewan. Karena ini setiap hari dilalui anak sekolah," harap Hariyanto.
Sementara itu, Camat Rembon Yulius Papalangi mengaku belum pernah melihat atau meninjau kondisi jembatan penyeberangan tersebut. Namun, pihaknya segera akan mengusulkan perbaikan jembatan di musyawarah perencanaan pembangunan (Musrembang).
"Belum saya liat jembatannya karena baru satu bulan menjabat. Tapi kalau infonya begitu nanti saya lihat kondisinya dulu baru kami usulkan di Musrembang," jelasnya
(tau/nvl)