Siswa SDN 74 Bolang Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) masih bertahan belajar di kolong rumah warga usai gedung sekolah retak diterjang longsor. Dinas Pendidikan (Disdik) Enrekang belum bisa memastikan pembangunan gedung baru di SD tersebut tahun ini.
"Itu kami sudah lapor ke pusat, sudah dalam perencanaan pembangunan. Ini akan diprioritaskan kementerian. Tapi belum kami ketahui apakah tahun ini, karena masih dalam proses," kata Kepala Disdik Enrekang, Hedar kepada detikSulsel, Rabu (25/5/2022).
Bahkan dia menyarankan agar kolong rumah warga tetap digunakan sebagai tempat belajar sementara. Pasalnya jika pihaknya memindahkan lokasi aktivitas belajar mengajar, akan menambah beban peserta didik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita pindahkan, yang dipikirkan kan lagi akses anak-anak jauh, itu malah menambah beban mereka," ungkap dia.
![]() |
Hedar menambahkan, anggaran dalam pembangunan gedung sekolah baru SD 74 Bolang rencananya menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK). Lokasi pembangunannya pun dipindahkan tempat aman dari terjangan longsor.
"Sama semua kita perhatikan hanya tahap demi tahap. Setiap saat pengawas kami di sana, sudah ditinjau semua. Kalau ada kebutuhan segera laporkan," ucap Hedar.
Sebelumnya, peserta didik SD 74 Bolang belajar di kolong rumah warga diakibatkan gedung sekolah retak akibat terjangan longsor. Tempat itu sudah empat bulan dipakai untuk proses belajar mengajar.
"Sudah 4 bulan anak-anak belajar di kolong rumah begini. Gedung sekolah yang dulu sudah tidak memungkinkan untuk ditempati karena sudah retak karena longsor akhir tahun 2021 kemarin," kata salah seorang guru SD 74 Bolang, Nurdin.
Nurdin mengungkapkan, kolong rumah yang ditempati 87 peserta didiknya untuk melakukan aktivitas belajar adalah milik warga sekitar. Ada tiga kolong rumah warga yang ditempati peserta didik, dengan membagi dua kelas untuk satu kolong rumah.
"Semua barang seperti bangku, lemari, buku-buku pelajar dipindahkan ke kolong rumah warga. Jadi kelas satu sampe kelas enam keseluruhan kita punya 87 siswa, dibagi satu kolong rumah dua kelas," ungkap Nurdin.
Dari pantauan detikSulsel, proses aktivitas belajar mengajar SD 74 Bolang sangat minim fasilitas. Dinding kolong rumah dihalangi terpal, hingga beralaskan tanah.
Nurdin menuturkan, pihaknya seringkali juga merasa tidak nyaman dengan warga sekitar, dikarenakan peserta didiknya seringkali ribut saat melangsungkan aktivitas pembelajaran.
"Pasti mi lebih nyaman di gedung. Apalagi kalau anak-anak ribut. Kita tidak enak dengan warga sekitar," jelasnya.
(sar/nvl)