Jembatan Putus di Sidrap Belum Juga Dibangun, Sudah 3 Tewas Terseret Arus

Jembatan Putus di Sidrap Belum Juga Dibangun, Sudah 3 Tewas Terseret Arus

Muhclis Abduh - detikSulsel
Minggu, 22 Mei 2022 14:19 WIB
Warga Desa Belawae memakai rakit bambu untuk menyeberang.
Foto: Warga Desa Belawae memakai rakit bambu untuk menyeberang. (dok. Istimewa)
Sidrap -

Jembatan gantung yang putus di Desa Belawae, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) belum juga dibangun hingga kini oleh pemerintah kabupaten. Pembangunan jembatan kian mendesak, karena sudah ada 3 warga yang tewas terseret arus akibat menyeberangi sungai.

"Kami harap segera dibangun karena sudah memakan korban akibat ketiadaan jembatan," ungkap Kades Belawae, Muh.Yasir kepada detikSulsel, Minggu (22/5/2022).

Yasir menjelaskan dalam dua tahun terakhir ini seingat dirinya, sudah ada tiga korban yang meninggal terbawa arus akibat tidak adanya jembatan gantung. Makanya ia berharap agar Pemkab Sidrap segera memberikan perhatian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun lalu ada satu korban terseret arus. Tahun ini ada dua orang korban lagi. Semoga itu korban terakhir," bebernya.

Ia mengaku sudah mendapatkan kabar bahwa jembatan akan dikerjakan tahun ini, namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda jembatan gantung di Dusun Empat, Desa Belawae akan segera dibangun.

ADVERTISEMENT

"Dua orang yang meninggal terseret arus baru-baru ini itu karena mereka menyeberangi sungai yang berarus deras. Andaikan ada jembatan tentu mereka tidak ada lewat sungai dan kemungkinan selamat lebih besar," imbuhnya.

Dua orang yang meninggal terseret terbawa arus saat menyeberangi sungai yang dimaksud Yasir yakni La Kami dan La Saruni. Keduanya menyeberang sungai pada Senin (16/5) lalu. Besoknya, Selasa (17/5) tim SAR melakukan pencarian kedua korban.

La Kami berhasil ditemukan pada hari pertama pencarian, pada Selasa (17/5), sedangkan La Saruni ditemukan pada hari ketiga pencarian atau Kamis (19/3).

Bukan hanya orang dewasa sebenarnya yang terancam keselamatannya dari ketiadaan jembatan gantung tersebut. Para anak SD di Desa Belawae juga sangat rawan menjadi korban.

Anak-anak menyeberangi sungai memakai rakit bambu bersama guru mereka. Ini sudah dijalani kurang lebih dua tahun terakhir sebab tahun 2022 lalu jembatan ambruk dan hingga saat ini belum ada pembangunan jembatan baru.

"Yang paling kami khawatirkan sebenarnya anak-anak SD yang tiap hari menyeberang memakai rakit. Pernah ada bantuan perahu tapi terbawa arus, jadi hanya pakai rakit bambu seadanya saja," keluhnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan (Sulsel) menyebut sudah menyiapkan anggaran untuk pembangunan jembatan gantung agar siswa dan guru tak lagi menantang bahaya pakai rakit menyeberangi sungai. Bantuan provinsi sebesar Rp 1,3 miliar jadi sumber pendanaan.

"Kami terima bantuan keuangan dari Pemprov Sulsel senilai Rp 1,3 miliar. Anggaran ini yang akan kami pakai untuk membangun jembatan di Desa Belawae," ungkap Kadis PUPR Sidrap, Abdul Rasyid kepada detikSulsel, Selasa (29/3).

Rasyid menjelaskan, pembangunan jembatan ditargetkan akan segera dikerjakan tahun ini. Setelah ada SK untuk legalitas bantuan keuangan, maka akan dimasukkan sebagai anggaran parsial di APBD 2022.

"Setelah ada SK kita segera masukkan di parsial dan selanjutnya masuk tahap lelang," jelasnya.

Ia menegaskan, untuk proses lelang ditargetkan bisa terlaksana sekitar awal bulan Mei. Sementara proses pengerjaan ditarget 4-5 bulan.

"Intinya tahun ini kita target selesai dan bisa digunakan," bebernya.




(nvl/nvl)

Hide Ads