Kelakuan calo bernama Rizal di Pelabuhan Bajoe Bone, Sulawesi Selatan dituding membuat penumpang tak nyaman dan juga pernah terlibat bentrok dengan anggota TNI. Penumpang bernama Riswan yang jadi korban meminta praktik percaloan ini ditindak.
"Saya berharap pihak berwajib bisa menindak aksi premanisme dan praktik percaloan di pelabuhan Bajoe. Karena sangat membahayakan bagi penumpang lainnya yang akan menggunakan jasa penyeberangan melalui Pelabuhan Bajoe," ungkap Riswan kepada detikSulsel, Sabtu (21/5/2022).
Riswan mengaku nyaris jadi korban penganiayaan calo. Dia menyebut insiden ini terjadi pada hari Kamis (12/5) sekitar pukul 15.00 Wita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya hendak menyeberang ke Kolaka. Entah kenapa pada saat menuju pintu masuk pos 2 Pelabuhan Bajoe, tiba-tiba calo Arizal datang marah-marah dan langsung memukul sadel motor saya, sampai pipa plastik yang digunakan untuk memukul itu patah," kata Riswan.
Aksi calo ini kemudian dilaporkan Riswan ke Polsek Kawasan Pelabuhan Bajoe pada Jumat (20/5) kemarin dengan nomor: LP/B/08/V/2022/SPKT dengan perkara perbuatan tidak menyenangkan.
"Saya tidak tahu apa persoalan tiba-tiba datang pukul sadel motor. Gara-gara itu, saya terlambat masuk ketinggalan kapal. Terpaksa harus mengikuti pemberangkatan kapal selanjutnya," jelasnya.
Riswan berharap aparat berani menindak tegas para calo di pelabuhan. Menurutnya ulah calo yang berkeliaran di Pelabuhan Bajoe membuat penumpang tidak nyaman.
"Saya berharap pihak berwajib bisa menindak aksi premanisme dan praktik percaloan di pelabuhan Bajoe. Karena sangat membahayakan bagi penumpang lainnya yang akan menggunakan jasa penyeberangan melalui Pelabuhan Bajoe," pungkasnya.
Kapolsek Pelabuhan Bajoe, Iptu Jamaluddin membenarkan adanya laporan itu. Pihaknya akan segera memeriksa terlapor. Namun korban yang akan diinterogasi lebih awal.
"Nanti setelah korban diperiksa, baru kita jadwalkan pemeriksaan terhadap terlapor," ucapnya.
Calo di Pelabuhan Bajoe Bentrok dengan TNI
Seorang calo bernama Rizal (39) mengaku dikeroyok tiga oknum anggota TNI. Pengeroyokan disebutnya terjadi di Pelabuhan Bajoe.
Insiden dugaan pengeroyokan tersebut terjadi pada Kamis (12/5) sekitar pukul 16.00 Wita di Pelabuhan Bajoe. Rizal mengaku awalnya terlibat cekcok dengan tiga oknum TNI yang melarang pengendara motor mengantar penumpang masuk ke pelabuhan.
Rizal mengaku protes karena kerap melihat petugas memberikan izin ke sejumlah pengendara motor lainnya masuk ke kawasan pelabuhan. Akibatnya Rizal gelap mata memukul satu unit sepeda motor di kawasan pelabuhan karena merasa petugas pilih kasih.
"Pas ada motor saya pukul kayu platnya biar tidak masuk lagi, baru ada semua ini tiga anggota POM Pak HD, Pak TL, dan Pak HM. Tetapi saat itu damai mi. Jadi saya pergi mi salat di masjid," kata Rizal.
Akan tetapi sekitar pukul 16.00 Wita, Rizal mengungkapkan dirinya didatangi dua oknum anggota POM berinisial TL dan HM. Rizal mengaku dikeroyok kedua oknum TNI tersebut sehingga mengakibatkan luka memar pada kepala dan wajahnya.
Fasilit Krim Detasemen Polisi Militer (Denpom) XIV 1 Bone Letda Agus Soebiantoro turut buka suara terkait dugaan pengeroyokan itu. Dia menerangkan memang ada kesalahpahaman antara anggota dan Rizal sebagai calo di Pelabuhan Bajoe.
"Saya sudah periksa anggota saya, termasuk saksi-saksi yang ada di Bajoe seperti petugas ASDP," ucapnya.
Namun Agus menyesalkan sikap Rizal yang seharusnya harus menghargai petugas yang sementara bekerja sesuai perintah. Namun Rizal tak senang karena ada keluarganya diperiksa dan ditahan masuk pelabuhan.
"Ada keluarganya ditahan di pos tidak terima marah-marah, dan ngomel-ngomel. Tau-tau ada penumpang mahasiswa lewat mau nyeberang dipukulin pakai pipa. Otomatis anggota yang jaga langsung respons, kita petugas saja tidak pukul penumpang. Didatangilah dia dan terjadi cekcok. Tidak ada pengeroyokan," pungkas Agus.
(tau/hmw)