Kondisi Jembatan Pacongkang yang rusak dan memprihatinkan dikeluhkan warga sekitar karena mengancam keselamatan pengguna jalan. Jembatan yang menjadi kewenangan Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) ini diharap segera dituntaskan.
Jembatan yang yang terletak di Desa Barang, Kecamatan Liliriaja, Soppeng ini perlu segera ditangani. Tampak pelat besi lantai bisa membahayakan pengendara sesuai pantauan detikSulsel, Jumat (20/5/2022). Pelatnya sedikit terbuka atau terangkat. Tidak lagi menempel sempurna, terpasang ke lantai kayu jembatan.
Warga sekitar menyebutkan, ban mobil beberapa pengguna jalan meletus akibat tertusuk ujung pelat besi jembatan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun warga tak ada pilihan lain. Jembatan di jalur provinsi ini menjadi penghubung satunya-satunya Soppeng dan Bone. Sehingga menjadi akses satu-satunya untuk warga.
![]() |
Salah satu warga Liliriaja, Hadi Wijaya mengungkapkan jika pengendara yang melintasi jembatan mesti hati-hati. Pasalnya ada beberapa pengguna jalan yang jadi korban.
"Mobil saya juga sudah jadi korban, bukan lagi meletus bannya, tapi robek. Terpaksa ganti baru lagi," keluhnya.
Dia berharap jembatan ini segera menjadi prioritas penanganan pemerintah. Pasalnya lantai atau alas jembatan juga hanya terbuat dari kayu.
"Semoga pemerintah cepat melakukan perbaikan. Karena setiap hari jembatan itu dilalui oleh masyarakat. Malah sangat ramai kalau hari pasar," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Soppeng Andi Haeruddin yang dikonfirmasi terpisah mengatakan jika perbaikan jembatan sudah dianggarkan Pemprov. Perbaikannya sebesar Rp 50 miliar dan sudah ini dalam proses lelang.
"Ini jembatan kewenangan pemerintah provinsi, dan saat ini dalam proses lelang. Insyaallah, mudah-mudahan tahun ini sudah bisa di kerja," kata Haeruddin kepada detikSulsel Jumat (20/5).
Nantinya, pengerjaan jembatan dilakukan penguatan struktur. Rencananya jembatan itu akan diganti dengan struktur yang baru dan sehingga lebih kuat menahan beban pengguna jembatan.
"Jembatan itu nantinya akan diganti baru. Lebih Rp 50 miliar anggarannya," pungkas Haeruddin.
(tau/ata)