Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendorong agar Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengecek aliran dana Briptu Hasbudi (HSB), oknum polisi bos tambang emas ilegal di Kalimantan Utara (Kaltara). Diduga Hasbudi sudah melakukan transfer ke sejumlah pihak.
"Nanti kami akan mendorong PPATK untuk cek aliran dana itu sehingga bisa memberikan masukan kepada polisi kalau nanti mengungkapkan lebih detail," ungkap Komisioner Kompolnas, Albertus Wahyurudhanto kepada detikcom, Kamis (19/5/2022).
Pihaknya akan mengecek sejauh mana langkah yang dilakukan Polda Kaltara dan Polres Bulungan. Terutama terkait transfer yang dilakukan HSB alirannya kemana saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian untuk melakukan tracking aliran dana itu kan tidak ada di polisi, tetapi ada di PPATK. Sehingga tadi kami cek ternyata sudah juga bersurat ke PPATK," jelasnya.
Albertus menjelaskan mengenai rentetan kasus terhadap Briptu Hasbudi, Kompolnas meyakinkan masyarakat bahwa pelaku telah dilakukan tindakan sesuai dengan SOP kepolisian tanpa ada perlindungan dari pihak manapun.
"Kalau yang sudah kami lihat tadi, kasus ini sudah on the track. Kami lihat persoalannya memang tidak sesederhana yang mungkin orang luar lihat. Tetapi yang jelas, HSB yang tadinya dikenal sebagai orang yang tidak bisa tersentuh hukum, yang tadinya licin, kemudian tadinya memiliki bekingan, sekarang sudah ditahan," terangnya.
Albertus menuturkan Kompolnas akan mendalami kasus-kasus yang menonjol dalam skala nasional sebagai pengawas internal Polri. Seperti kasus yang menyeret HSB. Ini sebagai langkah untuk menjaga polisi itu bisa profesional dan mandiri sesuai perintah undang-undang.
"Jadi kami sudah lihat sendiri bahwa yang bersangkutan sekarang sudah ditahan. Setidaknya itu sudah membuktikan bahwa apa yang sudah dilakukan Polda Kaltara sudah sesuai dengan yang selama ini menjadi keresahan publik," jelasnya.
Dia menambahkan pihaknya akan melakukan pengawalan kasus untuk HSB. Seperti untuk kasus yang menyeret HSB selain penambangan emas ilegal dan pengiriman pakaian bekas dari Malaysia. Termasuk isu di masyarakat soal dugaan HSB terlibat kasus pembunuhan di Kaltara dan terlibat dalam pemasok sabu-sabu dari Malaysia.
"Kami belum bisa bicara banyak, karena kami baru dengar tadi. Nanti kalau dapat data lebih detail maka akan kami kembangkan, dan akan follow up terus itu, sampai sejauh mana. Karena tadi saya cek ke Kapolres di Tarakan tidak mendengar, sehingga nanti kami kembangkan sejauh mana," pungkasnya.
(tau/nvl)