Aksi pembusuran akhir-akhir ini marak terjadi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Sosiolog Universitas Halu Oleo (UHO) Bahtiar mengatakan fenomena tersebut merupakan aksi yang terorganisasi oleh kelompok-kelompok remaja tertentu.
"Fenomena busur ini terjadi hampir di setiap sudut kota. Kalau kita lihat polanya hampir kita pastikan bahwa ini terorganisir kelompok," kata Bahtiar kepada detikcom, Selasa (17/5/2022).
Ia mengungkapkan tolok ukur terorganisasi bisa dilihat dari beberapa faktor, yakni para pelaku yang berhasil diamankan rata-rata usia remaja. Bahkan, aksi tersebut didasari oleh adanya dugaan rekrutan anggota baru oleh sebuah kelompok tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga ini merupakan pola rekrutan di lapangan bagi para remaja. Jadi ini memang dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu," bebernya.
Menurutnya, ada dugaan perekrutan anggota dengan pola melakukan pembusuran guna memberikan efek ketakutan bagi warga Kota Kendari dan sekitarnya. Selain itu, sasaran rekrutan remaja karena pola pikir mereka masih belum matang dalam usia dewasa.
"Nah, ini anak-anak remaja kita ini kan belum stabil, mental dan psikologinya mudah dipengaruhi sesuatu. Coba kita lihat ini pelakunya masih remaja," ungkap dosen FISIP UHO tersebut.
Bahtiar mengungkapkan tugas kepolisian lah yang bisa membuktikan dugaan-dugaan tersebut. Ia meminta agar polisi bisa sesegera mungkin membongkar otak dari aksi-aksi tersebut. Terlebih, beberapa pelaku sudah diamankan.
"Iya, ini jelas sebuah kelompok, bukan orang per orang. Tapi dengan ditangkapnya beberapa orang, seharusnya mudah ditelusuri, bisa dibongkar siapa orang di belakangnya, otak di balik ini," ungkapnya.
Sejauh ini, Bahtiar mengaku belum melihat langkah kongkret yang dilakukan penegak hukum. Ia mengungkapkan peristiwa ini sudah terlihat sejak dua bulan lalu, tapi kasusnya masih terus ada bahkan bertambah signifikan.
"Kalau saja pihak kepolisian bisa mengantisipasi ini, dalam artian polisi antisipasi. Kan harusnya tidak terjadi lagi, tidak bertambah kasus. Tapi ini justru kasusnya bertambah, tambah sporadis," bebernya.
"Dulu kan seminggu atau beberapa hari baru ada. Sekarang bahkan dalam semalam ada beberapa kejadian," sambungnya.
Saat disinggung soal aksi pembusuruan ini dilakukan musiman, Bahtiar mengungkapkan polisi lebih tepat untuk membongkar semua dugaan-dugaan selama ini.
"Tugas polisi untuk mengungkap kaitannya dengan peristiwa apa ini, atau momentum apa ini. Tugas polisi juga ini ketika ada pelaku yang tertangkap, saya kira harus diungkap di publik, supaya masyarakat tahu," ujar dia.
(asm/tau)