Ribuan Umat Buddha diprediksi akan memadati Vihara Girinaga, Jalan Sulawesi, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) hingga malam nanti untuk memperingati Hari Raya Suci Waisak 2022. Antusias Umat Buddha tinggi karena dua tahun terakhir tak bisa melaksanakan langsung ibadah di vihara.
"Cukup banyak antusias umat yang hadir (ibadah), bisa mencapai ribuan orang," kata Ketua Vihara Girinaga, Roy Ruslim kepada detikSulsel, Senin (13/6/2022).
![]() |
Roy menuturkan selama pandemi COVID-19 ibadah Waisak dilaksanakan secara daring. Namun untuk tahun ini sudah bisa dilaksakan secara luring sehingga membuat umat Buddha lebih antusias datang ke vihara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, baru lagi kembali kita adakan secara sempurna sesuai dengan ritual daripada Hari Raya Suci Waisak itu sendiri," ujarnya.
Pada peringatan Hari Raya Suci Waisak tahun ini, ada beberapa ritual yang kembali dilakukan di Vihara Girinaga. Mulai dari ritual pindapatra yakni Umat Buddha berbaris menanti Biksu Sanggah lewat untuk kemudian memberikan sedekah berupa uang, beras, dan makanan.
Kemudian ada ritual puja bakti atau penghormatan kepada Buddha. Pada ritual ini Umat Buddha memberikan persembahan berupa bunga, lilin atau dupa di pohon bodhi vihara. Ritual ini wujud penghormatan umat kepada Buddha yang telah mengajarkan kebenaran.
Puncak ritual yaitu pemasangan pelita di pohon bodhi, di mana para umat membawa pelita mengelilingi pohon bodhi tiga kali dngan harapan doa mereka diterangi oleh sang Buddha.
"Tahun kemarin itu hampir sama sekali daripada Hari Raya Suci Waisak itu memang kami tidak adakan dan tahun ini bisa normal kembali," jelasnya.
Selain kembali normal, 19 Biksu Sangga dari Kamboja disambut duka cita oleh para Umat Buddha. 19 Biksu Sanggah memimpin langsung ibadah puja bakti di Vihara Girinaga.
Roy menjelaskan, tahun ini makna Waisak kembali ke dasar ajaran Buddha, yaitu cinta kasih. Hal itu sebagai tanda syukur Umat Buddha melewati dua tahun pandemi.
"Itulah kenapa kita akan kembalikan ke basic di mana cinta kasih kita munculkan dalam setiap Umat Buddha sehingga cinta kasih dan kasih sayangnya dapat menyebar ke mana-mana," tegasnya.
Menurut Roy, Umat Buddha telah melewati pandemi COVID-19 dengan menerapkan ajaran-ajaran Sidharta Gautama yang penuh dengan kesederhanaan. Untuk itu, tahun ini Waisak bukan hanya digelar kembali dengan ritual normal melainkan dengan meriah sebagai bentuk syukur.
"Kita bersyukur kepada Tuhan yang maha kuasa pada sang Buddha berkat jasa-jasanya, perbuatannya, bahwa selama pandemi ini bisa berlalu dengan baik dan hari ini kita bisa merayakan Hari Raya Suci Waisak," terangnya.
(asm/nvl)