Pecah Tangis Keluarga Sambut Jenazah Sopir Truk Dibunuh Sadis KKB Papua

Pecah Tangis Keluarga Sambut Jenazah Sopir Truk Dibunuh Sadis KKB Papua

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Minggu, 15 Mei 2022 06:01 WIB
Sejumlah warga dan keluarga menyambut kedatangan jenazah korban KKB Papua, Nober Palintin.
Suasana di rumah duka korban KKB Papua di Toraja Utara, Sulsel. Foto: (Adi/detikSulsel)
Toraja Utara -

Jenazah Nober Palintin (30) seorang sopir truk yang diculik dan dibunuh oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua sudah diserahkan kepada keluarga. Tangis haru pun pecah tatkala jenazah korban tiba di rumah duka.

Suasana haru itu terlihat di rumah duka di Desa Sa'dan Pebulian, Kecamatan Sa'dan, Toraja Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Sabtu (14/5/2022). Kedatangan jenazah disambut isak tangis keluarga dan warga desa setempat.

Istri korban histeris dan beberapa kali jatuh pingsan. Sang Istri tak mampu menahan kesedihan melihat suaminya terbujur kaku di dalam peti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, ayah Nober Palinting berteriak memanggil pilu anaknya yang telah tiada. Ia terpukul melihat anaknya yang merantau untuk mencari nafkah, harus pulang tinggal jenazah.

"Anakku kasihan. Kenapa begini nak," teriak ayah Nober, Yulius Palintin saat jenazah tiba.

ADVERTISEMENT

Yulius pun meminta agar pemerintah segera bertindak atas kejadian yang dialami putranya. Dia meminta pelaku yang merenggut nyawa putranya tersebut segera ditangkap.

Sang ayah masih tidak rela putranya yang sedang merantau mencari nafkah tersebut harus menerima perlakuan keji KKB Papua.

"Apa salahnya, dia (Nober) cuma bekerja di sana. Pemerintah harus buru pelakunya," pinta Yulius.

Di sisi lain, Yulius juga berterima kasih kepada orang yang menemukan jasad Nober pertama kali di sungai. Juga kepada pemerintah yang telah mengantar jenazah hingga ke rumah duka.

"Terima kasih kepada semua pihak, sahabat, dan keluarga yang telah mengantar jenazah anak terkasih kami. Khususnya warga yang pertama kali menemukan jasadnya, terima kasih," ucap Yulius.

Korban Sempat Diminta Pulang Kampung

Sebelum insiden nahas menimpa Nober, keluarga korban sempat membujuknya pulang ke Toraja Utara. Keluarga cemas lantaran belakangan ini warga Toraja kerap jadi korban kebengisan KKB. Tetapi, Nober memilih untuk tetap tinggal di Papua.

"Terakhir itu Minggu 8 Mei Nober menelepon. Saya suruh dia pulang karena akhir-akhir ini banyak orang Toraja menjadi korban. Tapi dia bilang banyak temannya di sana," kata ayah Nober, Yulius, Jumat (13/5).

Yulius tidak menduga itu akan menjadi percakapan terakhir dengan anaknya. Dia tak menyangka apa yang dikhawatirkan benar-benar terjadi pada sang anak.

Sejak pertama mendapat kabar bahwa Nober diculik, Yulius mengatakan keluarga langsung khawatir. Terlebih telepon genggam milik Nober tidak bisa dihubungi.

"Ada temannya yang informasikan kalau Nober diculik. Satu keluarga langsung khawatir karena nomor HP-nya tidak bisa dihubungi," ungkapnya.

Satu hari berselang, pada Kamis (12/5) keluarga Nober mendapatkan kabar jika Nober ditemukan tewas di sungai akibat luka tembakan.

"Anakku kasihan, di sungai ditemukan, kenapa bisa terjadi begini menimpa Nober," tangis Yulius.

Nober dikenal sebagai sosok yang sangat bertanggung jawab. Kepergian Nober juga meninggalkan luka mendalam bagi istri dan dua putrinya yang masih berumur 7 dan 4 tahun di Toraja Utara.

"Kalau info dari sana (Papua) hari ini jenazah sudah diterbangkan dari Timika ke Makassar. Kalau sampai di Makassar nanti malam, itu besok jenazahnya sudah di rumah," beber Yulius.

Nober Palinting Diculik-Diberondong Peluru oleh KKB Papua

Nober Palintin diculik kemudian diberondong peluru hingga tewas oleh Teroris KKB saat menambang pasir di wilayah Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua pada Rabu (11/5). Korban ditarik dari mobil truk yang dikemudiaknnya dan dibawa pergi.

"Korban sebelumnya diculik. Korban tiba-tiba ditarik dari mobil truk dan saat itu dibawa pergi," ungkap Wakasatgas Humas Operasi Damai Cartenz AKBP Arif Irawan kepada detikcom, Jumat (13/5).

Saat ditemukan pada Kamis (12/5) di Kali Wilipur Kampung Kimak, Distrik Ilaga, korban dalam kondisi tidak bernyawa. Terdapat dua luka tembakan pada jenazah korban. Yakni pada bagian punggung dan bahu korban.

"Itu 2 kali (luka tembak), di punggung sama di bahu," katanya.

Menurut Arif, anggota KKB sebenarnya melakukan tembakan lanjutan sebanyak 5 kali. Tembakan susulan itu disinyalir untuk menakut-nakuti para penambang pasir.

"Itu ada tembakan susulan 5 kali. Mereka itu pengen melarang orang memasuki wilayah pengambilan pasir itu," katanya.




(asm/nvl)

Hide Ads