Pembangunan Pasar Bersehati di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) yang dibiayai lewat dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) senilai Rp 60 miliar dipastikan akan diperpanjang masa kontrak pengerjaannya. Proyek itu mengalami keterlambatan lantaran sejumlah pedagang enggan direlokasi dari lokasi tersebut.
"Seperti pembangunan Pasar Bersehati sudah pasti mengalami keterlambatan," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Manado Johny Suwu, Jumat (13/5/2022).
Dia mengaku dalam pelaksanaannya kontraktor menemui sejumlah kendala. Hambatan utamanya gegara pedagang enggan direlokasi di tengah pengerjaan proyek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena sampai saat ini juga kan ada itu pembangunan gerbang kan pedagang masih berjualan di situ," paparnya.
Sejumlah pedagang yang masih bertahan membuat proyek melambat. Perusahaan Daerah (PD) Kota Manado diharap menangani persoalan ini.
"Tapi torang (kami) sudah koordinasikan dengan PD Pasar Manado untuk segera melakukan relokasi. Itu memasuki relokasi tahap berikut," imbuh Johny.
Selain itu pemerintah belum melakukan pembayaran uang muka terhadap penyedia atau pihak ketiga. Padahal kontrak kerja telah ditandatangani sejak Januari lalu.
"Kalau terkait dengan uang muka belum dicairkan kesalahannya bukan pada penyedia, karena kendalanya uang muka. Aturannya kan sudah musti pelaksana diberikan uang muka," ungkap dia.
Atas kendala itu, maka pihaknya memberikan kesempatan kepada kontraktor menambah masa pengerjaan proyek. Dimana sejak awal Januari lalu waktu pelaksanaan proyek 134 hari.
"Karena ini keterlambatannya uang muka berpengaruh di dalam tahap pelaksanaan. Jadi kami juga akan memberikan jangka waktu penambahan waktu pelaksanaan," tegas Johny.
Meski begitu dia memastikan hingga kini belum ada pihak penyedia yang sudah berakhir masa kontrak. Tapi berpotensi proyek dikerjakan melebihi masa kontrak kerja.
"Belum ada yang lewat waktu pelaksanaan," pungkasnya.
Diketahui, ada tiga paket pengerjaan dibiayai dana PEN dengan total Rp 205 miliar. Pasar Bersehati merupakan salah satu proyek yang mendapat porsi anggaran cukup besar senilai Rp 60 miliar.
Selain itu, ada Rp 100 miliar di antaranya untuk membiayai 27 kegiatan proyek jalan dan jembatan serta drainase. Lalu 8 kegiatan untuk infrastruktur kesehatan Rp 45 miliar.
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Manado Bart Assa tak menampik, proyek yang dibiayai dana PEN berpotensi terhambat. Pasalnya pencairan dana pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) belum cair.
"Terinformasikan belum ada pencarian sama sekali. Karena baru mau ditransfer ke SMI. Jadi memang agak melambat tapi sementara berproses," beber dia saat dihubungi, Jumat (13/5).
Bart membeberkan, detail pencairan anggaran masih belum dipastikan. Hanya saja pihaknya saat ini telah melakukan permohonan pengusulan ke PT SMI sebesar Rp 50 miliar.
(sar/asm)