Dilarang Jualan Demi Cegah Hepatitis, Penjual Jajanan di SD Makassar Sepi

Dilarang Jualan Demi Cegah Hepatitis, Penjual Jajanan di SD Makassar Sepi

Darmawanti Adellia Adipradana - detikSulsel
Jumat, 13 Mei 2022 10:22 WIB
Sejumlah sekolah di Makassar sepi penjual jajanan sehubungan dengan pencegahan hepatitis misterius (detikSulsel/Darmawanti Adellia Adipradana)
Foto: Sejumlah sekolah di Makassar sepi penjual jajanan sehubungan dengan pencegahan hepatitis misterius (detikSulsel/Darmawanti Adellia Adipradana)
Makassar -

Sejumlah sekolah dasar (SD) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) melarang penjual beragam jajanan mangkal di depan sekolah. Pelarangan tersebut merupakan langkah pencegahan penyakit hepatitis misterius yang dipercaya dapat menular melalui makanan.

Pantauan detikSulsel di SDN Kompleks Bawakaraeng I, II, III dan Inpres, Jalan Gunung Bawakaraeng sekitar pukul 09.10 Wita, Jumat (13/5/2022), tak ada penjual jajanan yang mangkal di depan sekolah. Kondisi serupa juga terjadi di depan sejumlah sekolah lainnya.

SDN Kompleks Bawakaraeng bahkan memperketat akses masuk ke dalam area sekolah yang mana selain siswa dan guru dilarang masuk. Sedangkan orang tua diminta hanya menanti di luar halaman sekolah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pintu masuk sekolah dijaga ketat oleh seorang sekuriti. Siswa bahkan dilarang mendekati pagar sekolah dan diminta kembali ke dalam kelas jika belum memasuki jam pulang sekolah.

Siswa juga tampak dilarang keluar dari area sekolah jika orang tua siswa belum terlihat. Pihak sekuriti bahkan menelepon orang tua siswa jika sudah tiba jam pulang sekolah.

ADVERTISEMENT

"Tabe bu, pulang mi anakta silahkan dijemput," ucap sekuriti saat menghubungi orang tua siswa yang akan pulang.

Jika layanan ojek online (ojol) yang datang datang menjemput, maka pihak sekuriti akan mengkonfirmasi kepada orang tua siswa sebelum mengizinkannya keluar dari pagar sekolah.

Sementara di dalam area sekolah, sejumlah kantin sekolah tetap beroperasi. Anak-anak hilir mudik membawa bungkus minuman dan pentolan bakso.

Saat dikonfirmasi, Kepala sekolah Upt SPF Sg Bawakaraeng II Mashaeni membenarkan kantin yang masih beroperasi. Dia menjelaskan jika dalam sekolah hanya itu kantin yang terbuka untuk membantu siswa yang tidak membawa bekal.

"Tapi di sini tidak sepenuhnya buka, kalau misalnya ada anak-anak haus begitu, kami juga batasi (jajanan yang dijual kantin," jelasnya kepada detikSulsel, Jumat (13/5/2022).

Mashaeni mengatakan tidak semua siswanya membawa bekal, keberadaan kantin membantu para siswa tetap berada di dalam area sekolah.

Sebagai gantinya, dia rutin mengecek kebersihan kantin sebagai pencegahan penyakit hepatitis akut.

"Artinya, kita tahu kebersihannya (makanan di kantin) seperti apa, daripada anak-anak jajan di luar," ujarnya.

Hal yang sama juga terlihat di SD Pongtiku, pintu pagar depan untuk masuk halaman luar sekolah tertutup rapat dan pintu pagar untuk masuk ke area dalam sekolah pun terkunci. Hanya satu orang tua murid yang mengawasi dari bilik pagar.

Di SMPN 4 pun tidak ada penjual jajanan, pintu pagar sekolah juga terkunci, siswa masuk melalui pintu kecil yang dijaga oleh seorang sekuriti.

kemudian di seberang sekolah terdapat penjual batagor sedang mangkal. Tetapi, tidak terlihat satupun siswa yang mengantre membeli.




(hmw/nvl)

Hide Ads