Topan (14), bocah asal Kecamatan Solor Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) telantar selama satu bulan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Pengakuan Topan, dirinya diduga kabur karena kerap mengalami kekerasan dari keluarganya.
"Pengakuannya, Topan merasa takut untuk kembali ke rumahnya karena sering di pukul nenek, sehingga dia sering bermalam di masjid," kata Pasi Intel Kodim 1417/Kendari, Kapten Inf Salmar Gona kepada detikcom, Senin (9/5/2022).
Salmar menuturkan Topan sudah kali kedua datang ke Kendari. Namun, saat pertama kali, Topan masih kembali ke rumahnya di Flores NTT. Kabur kali kedua ini, Topan berani tidak pulang hingga ditemukan di salah satu pos di kawasan anjungan Kota Kendari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah dua kali ke Kota Kendari dengan alasan agar tidak mudah untuk di tahu oleh keluarganya," ujar dia.
"Kalau yang pertama, Topan datang di Kendari selama 3 hari kemudian pulang lagi ke kampung halamannya," tambah dia.
Salmar mengungkapkan Topan saat ini untuk enggan kembali ke kampung halamannya di Flores. Ia memilih berada di Kendari sebagai pelarian sekaligus untuk mencari pekerjaan.
"Alasannya ingin cari kerja di Kendari. Merasa tidak nyaman tinggal di rumah neneknya," beber dia.
Topan Anak Yatim
Salmar menuturkan Topan merupakan anak yatim. Ayahnya sudah lebih dulu meninggalkannya. Sedangkan sang ibu merantau ke Papua. Sehingga Topan tinggal bersama sang kakek-nenek di Flores NTT.
"Informasi dari kakeknya, ayah Topan sudah meninggal dunia sedangkan ibunya merantau ke Papua," ujar dia.
Salmar mengungkapkan Topan ingin sekali tinggal hidup bersama sang ibu di perantauan. Namun sang nenek kerap melarang.
"Ingin sekali (Topan) tinggal bersama ibunya tapi dilarang sama neneknya," ujarnya.
Ia menuturkan keluarga Topan di Flores NTT sangat menginginkan agar bocah 14 tahun tersebut bisa kembali ke pangkuan mereka. Sebab, selama empat bulan pergi, keluarga mencari karena Topan tidak berpamitan.
"Keluarga Topan sangat mengharapkan untuk balik ke kampungnya," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, saat ditemui detikcom pada Senin (9/5), Topan tampak diam dan tak berbicara. Dia juga tampak kurus dan terdapat beberapa luka gatal di area kulit.
Informasi yang dihimpun, Topan selama sebulan di Kendari tinggal berpindah-pindah. Mulai dari seputaran lampu merah Wua-wua hingga terakhir diamankan Babinsa Koramil 1417-10 Puuwatu, Serda Firmansyah di pos ronda kawasan anjungan Kota Kendari pada Sabtu (7/5).
Saat ini, Topan dalam penjagaan dan perawatan Anggota Kodim Kendari 1417/Kendari di bawah tanggungjawab Dandim 1417/Kendari Kolonel Inf. Windarto. Segala kebutuhannya, mulai dari makanan, pakain hingga kebutuhan tambahan sudah disediakan oleh pihak Kodim.
(asm/nvl)