Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel meningkatkan kewaspadaan seiring temuan kasus hepatitis akut misterius di beberapa daerah seperti di Jakarta dan Jawa Timur. Pengawasan di pintu masuk Sulsel seperti bandara dan pelabuhan bakal diperketat.
"Kita antisipasi dengan memperkuat pengawasan di pintu masuk bandara dan pelabuhan," ungkap Plt Kepala Dinkes Sulsel Bachtiar Baso kepada detikSulsel, Jumat (6/5/2022).
Bachtiar menambahkan untuk penguatan pengawasan di pintu masuk, pihaknya akan intensif berkoordinasi dengan dinas perhubungan termasuk otoritas bandara maupun pelabuhan. Pengawasan di pintu masuk ini penting karena saat ini pergerakan keluar masuk ke Sulsel cukup tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada arus balik. Banyak masuk Makassar kembali. Ini yang harus diwaspadai," jelasnya.
Pihaknya juga terus memantau laju peningkatan kasus ini. Terutama setelah kasus suspek di DKI Jakarta dan lonjakan kasus di Jawa Timur. Pihaknya sudah meminta Kadis Kesehatan kabupaten/kota dan direktur rumah sakit (RS) untuk melakukan deteksi awal dan pencegahan.
"Sampai hari ini belum ada temuan (kasus hepatitis misterius) di Sulsel. Belum ada laporan baik dari RS maupun melalui dinas kesehatan. Belum ada," jelasnya.
Selain itu kordinasi dengan instansi lain seperti Dinas Pendidikan (Disdik) hingga kabupaten/kota juga dilakukan. Ini mengingat usia SD, SMP dan sederajat yang rawan terinfeksi. Usia yang terinfeksi itu 1 bulan hingga 16 tahun.
"Makanya di sekolah-sekolah ini juga ini perlu ada pencegahan dan antisipasi," tuturnya.
Bachtiar menuturkan untuk mencegah infeksi hepatitis misterius akut ini perlu tetap mengedepankan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kemudian kebersihan diri.
"Juga tidak sembarang makan jajanan. Itu penting karena banyak yang tidak higienis dikonsumsi akhirnya sumber penyakit," tuturnya.
Gejala-gejala hepatitis misterius ini perlu jadi perhatian agar segera melaporkan bila ada ditemukan. Seperti diare berat, mual, muntah hingga berak-berak. Selanjutnya kejang dan kehilangan kesadaran.
"Itu bisa membuat kerusakan pada hati dan menyebabkan yang bersangkutan meninggal. Makanya perlu dicegah. Pasalnya WHO dan badan kesehatan di seluruh dunia belum menemukan penyebabnya. Makanya disebut hepatitis misterius," tukasnya.
(tau/nvl)











































