Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) menjawab sindiran warga di Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur (Lutim) soal jalan rusak. Jalan itu disebut merupakan kewenangan pemerintah pusat.
"Iya, ruas di Burau (Lutim) tepatnya pada ruas jalan Nasional Batas Luwu Utara-Wotu itu merupakan jalan nasional. Kondisinya memang rusak," kata Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel Astina dalam keterangannya, Minggu (1/5/2022).
Menurutnya, jalan rusak yang dikeluhkan warga merupakan jalan nasional. Sehingga, kewenangan perbaikan kerusakannya bukan menjadi domain dari Pemprov Sulsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati begitu, Astina mengaku jalan rusak tersebut telah menjadi komitmen Gubernur Sulsel untuk mendapat penanganan. Pemprov Sulsel mengusulkan ke pemerintah pusat untuk segera menangani kerusakan jalan tersebut.
Diperkirakan ruas jalan rusak tersebut sepanjang 6,7 km dan lebar 4,5 meter.
"Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan juga telah mengusulkan ruas jalan ini ke Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Kementerian PUPR untuk ditangani tahun 2023," katanya.
Untuk diketahui, Warga di Burau menyindir Pemprov Sulsel dengan memasang spanduk bertuliskan 'Jalan Ini Sedang Diperbaiki Tapi Bohong'. Spanduk tersebut sebagai aksi protes warga yang geram karena jalanan Trans Sulawesi yang berlubang tak kunjung diperbaiki.
"Jalan ini sedang diperbaiki tapi bohong," tulis kalimat dalam spanduk protes warga seperti dilihat detikSulsel, Sabtu (30/4).
"Maaf perjalanan anda terganggu, jalanan ini banyak menelan korban karena tidak pernah diperhatikan #BinamargaPUprovinsisulsel," demikian tertulis di spanduk lainnya.
"Lama mi itu jalan tidak pernah diperbaiki, kalau itu dari Bone Pute sampai Lewonu banyak mi korbannya ada yang sampai meninggal dunia," ucap Huzein, warga sekitar saat dikonfirmasi.
Dia mengaku kondisi jalan rusak tersebut pernah disinggung anggota DPRD Luwu Timur saat melakukan kunjungan ke daerah pemilihan (dapil) atau reses. Sayangnya, tak ada kejelasan perbaikan jalan hingga saat ini.
"Pernah ada anggota dewan reses, na sampaikan mi juga masalah itu jalan tapi sampai sekarang tidak ada tindak lanjut, bahkan menurut warga di situ pernah lalo juga tanam pisang orang di situ tapi tidak ada juga tindak lanjut," sebut Huzein.
(asm/nvl)