Korban kebakaran maut di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) dikenal punya pribadi yang dermawan. Mereka selalu mengirimkan sumbangan dalam beberapa kegiatan di kampung halamannya di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Siti Arabia (50) adalah salah satu korban tewas dalam insiden maut itu. Dia menjadi kepala keluarga di rumah yang terbakar usai ditabrak sebuah mobil pada Minggu (17/4/2022) lalu.
Sejak 2015, Siti Arabia dan keluarga sudah merantau ke Samarinda. Di sana ia memulai usaha dengan menjual bahan campuran dan bensin Pertamini. Siti Arabia juga mempekerjakan satu orang dari kampungnya yang juga ikut jadi korban dalam insiden nahas itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada yang menyangka akan berakhir seperti ini. Siti Arabia pergaulannya ke sesama sangat bagus, anaknya semua baik pada semua orang," kata kerabat dekat korban Supriadi kepada detikSulsel Rabu (20/4/2022).
![]() |
Setiap kali ada acara, Siti Arabia disebut selalu menyempatkan diri datang sekeluarga. Almarhum juga sering menyumbang dalam beberapa kegiatan yang dilakukan orang-orang di kampungnya.
"7 orang meninggal di Samarinda. 6 dikebumikan di Pekuburan Islam Timoro, Kelurahan Wiringpalennae, Tempe, dan 1 orang dikebumikan di Desa Benteng Lompo, Sabbangparu yang merupakan penjualnya, namanya Ani," sebutnya.
Dalam insiden kebakaran hebat di Samarinda ada 7 orang yang menjadi korban. Siti Arabia (50) selaku kepala keluarga, Kiki Resri (37) dan Sri Ani Rahayu (29) sebagai anak. Kemudian Alya (16), Luthfi (16), M Wahyu (19) merupakan cucu Siti Arabia.
Sedangkan korban selamat adalah Aqila (9) yang saat ini masih dirawat di rumah sakit di Samarinda. Kemudian Amiruddin menantu Siti Arabia atau suami Kiki Resri selamat karena saat kejadian sedang keluar membeli bahan makanan.
"Amiruddin juga yang antar jenazah ke Wajo dari Samarinda. Dia merupakan orang tegar, meski terpukul karena satu anaknya Luthfi dan istrinya meninggal, tetapi dia harus kembali ke Kalimantan merawat anaknya Aqila yang dirawat di RS," sebut Supriadi.
"Kemarin malam Aqila sempat kritis, dan tadi kabarnya sudah membaik karena dibantu alat pernapasan. Kita berharap pertolongan dari Allah. Semoga anak kami bisa sehat kembali," harapnya.
Diketahui, Jenazah korban dari Samarinda diterbangkan menggunakan pesawat ke kampung halaman di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Senin (18/4). Jenazah tiba sekitar pukul 00.00 Wita. Kemudian dimakamkan pukul 02.00 Wita dini hari.
Pemkab Wajo juga turut prihatin dengan insiden yang menimpa warganya itu. Bahkan Pemkab Wajo memfasilitasi penjemputan jenazah dari Makassar ke Wajo termasuk pemakaman korban.
Bupati Wajo Amran Mahmud menyampaikan insiden yang menimpa Siti Arabia sekeluarga ini menjadi duka bersama bagi masyarakat Wajo. Pemkab Wajo turut berbelasungkawa atas musibah ini.
"Kami atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Wajo menyampaikan belasungkawa yang mendalam untuk semua almarhum dan almarhumah. Mari kita ikhlaskan kepergian mereka, kita berdoa agar mereka husnul khatimah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya," ucap Amran usai memimpin pemakaman jenazah korban.
(asm/tau)