Cerita Anak Wakil Gubernur Kaltim Ikut Demo 11 April Tolak Presiden 3 Periode

Cerita Anak Wakil Gubernur Kaltim Ikut Demo 11 April Tolak Presiden 3 Periode

Muhammad Budi Kurniawan - detikSulsel
Selasa, 12 Apr 2022 08:30 WIB
Muhammad Al Fatih putra dari Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi saat ikut dalam aksi 11 April di DPRD Kaltim (Istimewa)
Foto: Muhammad Al Fatih putra dari Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi saat ikut dalam aksi 11 April di DPRD Kaltim (Istimewa)
Samarinda -

Muhammad Al Fatih Putra dari Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Hadi Mulyadi ikut serta meramaikan demo 11 April di depan kantor DPRD Kaltim. Al Fatih bergabung dengan mahasiswa Alinasi Mahakam dan berada paling depan ikut komando yang menyampaikan orasi penolakan presiden 3 periode.

"Iya ikut aksi 11 April," ucap Fatih saat dihubungi detikcom, Senin (11/4/2022) malam.

Fatih mengaku tak ikut sejak awal karena baru bergabung pada pertengahan aksi. Namun anak kedua dari Wakil Gubernur Kaltim itu turut senang menjadi bagian dari mahasiswa yang menyuarakan keluhan masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nggak dari awal sih, saya ikut tengah-tengah pas lembaga (perwakilan mahasiswa) melakukan orasi saya baru datang," jelasnya.

Fatih mengatakan perlunya menyuarakan keluhan masyarakat kecil ke pemerintah. Hal tersebut merupakan tugas seluruh elemen, termasuk dirinya sebagai mahasiswa.

ADVERTISEMENT

"Menurut saya sangat reasonable, soal kenaikan bahan bakar minyak, PPN jelas kita tolak, sebab kenaikan harga, usai kita dilanda COVID-19 sangat dipertanyakan kenapa pemerintah tidak menunggu ekonomi pulih dulu, jelas yang kena dampak pasti masyarakat menengah ke bawah," ungkapnya.

Sementara saat ditanya soal isu perpanjangan masa jabatan presiden, Fatih menyebut hal itu sangat disayangkan. Pasalnya ide itu telah melanggar konstitusi.

"Menurut saya ini bukan soal Jokowi atau siapapun, ini soal siapa saja tidak boleh melanggar konstitusi kita, kan sudah diatur presiden cukup 2 periode saja," ujarnya.

"Kita sudah lihat akibatnya ketika order baru, ketika Soeharto dibiarkan memimpin terlalu lama, sebuah kekuasaan tidak boleh dibiarkan begitu terlalu absolute.

Pasti akan kesewenang-wenangan, mau siapa pun itu, tidak boleh diberikan kekuasaan berlebihan. Untuk itulah tuntutan ini dirasa benar untuk kesehatan demokrasi kita," sambungnya.

Meski aksi sempat berjalan memanas, menurut mahasiswa Universitas Islam Antar bangsa, Malaysia itu merupakan dinamika para massa dalam menarik perhatian wakil rakyat untuk dapat segera merespon apa yang diinginkan mahasiswa.

"Meski ada gesekan ya tapi gesekan itu untuk mendesak ketua DPRD Kaltim mau keluar dan itu pun berlangsung dengan kepala dingin, korlap juga tadi menekankan teman-teman jangan ada pukulan dan tendangan, gesekan itu kita laksanakan dengan kepala dingin demi menarik perhatian," kata Fatih.

Dalam aksi itu, Fatih pun ikut serta dalam salat azhar berjamaah di depan kantor DPRD Kaltim.

"Sungguh menyenangkan bisa ikut serta dalam aksi yang berjalan sedamai ini, kita bisa salat bersama bapak-bapak dari polisi dan TNI," pungkasnya.




(hmw/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads