Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) menunggu daftar pedagang dari Dinas Perdagangan (Disdag) yang akan direlokasi ke Pasar Rakyat Batu Lappa. Pasar yang menelan dana Rp 9 miliar ini mubazir karena tak difungsikan selama 4 tahun.
"Kami tunggu dari Disdag nama-namanya (pedagang). Siapa saja yang akan mengisi lapak di Pasar Batu Lappa," ungkap Plt Kepala Bapenda Sidrap Muhammad Yusuf DM kepada detikSulsel, Jumat (8/4/2022).
Yusuf menambahkan usulan pembebasan retribusi selama setahun bisa saja ditemouh. Insentif ini bisa menjadi rangsangan mengajak pedagang untuk pindah ke Pasar Rakyat Batu Lappa. Namun usulan ini perlu mendapat persetujuan pimpinan atau Bupati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sebenarnya dimungkinkan (dibebaskan retribusi).Artinya seperti misalnya kita jual rumah ada 0 DP. Kami dukung ada stimulus karena daripada bangunan terlantar saja. Kalau disetujui pimpinan pasti kami jalankan," bebernya.
Selain itu, perlu ada pembahasan teknis terkait stimulus pemberian insentif pembebasan retribusi. Termasuk durasi pembebasan insentif apakah bisa sampai setahun.
"Kami perlu rapatkan bersama pimpinan untuk teknis penentuan pembebasan retribusi," jelasnya.
Kadis Perdagangan dan Perindustrian Sidrap, Ahmad Dollah, menyampaikan untuk proses pemindahan pedagang dari Terminal Pangkajene Pemkab Sidrap telah menurunkan tim.
"Jadi setelah RDP di DPRD Sidrap Pemda tindaklanjuti untuk mengosongkan. Terhitung Sabtu besok (9/4) sudah tidak ada lagi aktivitas jual beli telur di Terminal Pangkajene," bebernya.
Para pedagang dari Terminal Pangkajene selanjutnya menurut Ahmad sebagaimana hasil RDP di DPRD Sidrap, akan dipindahkan ke Pasar Rakyat Batu Lappa yang berlokasi di Kecamatan Watang Pulu.
"Kita arahkan pedagang telur itu untuk pindah ke Pasar Batu Lappa. Di sana memang mau dijadikan pasar komoditi untuk beras dan telur," urainya.
Sebelumnya, DPRD Sidrap Sulawesi Selatan (Sulsel) mengusulkan ada insentif yang diberikan pemda agar pedagang tertarik pindah ke Pasar Rakyat Batu Lappa yang dibangun dengan anggaran Rp 9 miliar. Salah satunya dengan membebaskan pungutan retribusi selama setahun agar pasar ini tak mubazir.
"Perlu memang semacam stimulus agar pedagang mau pindah ke Pasar Batu Lappa. Misalnya bebaskan retribusi selama setahun. Jadi pedagang merasakan ada keringanan yang diberikan pemerintah," ungkap anggota Komisi II DPRD Sidrap, Bahrul Appas kepada detikSulsel, Kamis (7/4/2022).
Pemkab menurut Bahrul harus punya solusi dan tawaran yang bagus untuk pedagang. Jika tidak maka pedagang juga tidak akan tertarik untuk pindah ke lokasi berjualan yang baru. Seperti diketahui Pasar Batu Lappa ini tak pernah difungsikan sejak rampung 4 tahun lalu.
"Kalau cuman disuruh pindah saja, ya jelas orang berpikir apa yang lebih bagus jika mereka ke tempat yang baru. Berikan stimulus agar mereka tertarik," bebernya.
Selain itu menurut politikus NasDem ini, Pemkab juga harus punya strategi jangka panjang untuk membuat kawasan tersebut bisa ramai dikunjungi. Akses menuju lokasi diatur agar mudah dijangkau.
"Jadwal pasar juga disesuaikan. Dua atau tiga kali seminggu saja dulu. Pilih hari selain Rabu dan Sabtu sebab Pasar Pangkajene yang dekat dari situ kan berdagang di hari Rabu dan Sabtu," urainya.
(tau/sar)