Warga di sekitar Jalan Burung-burung, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan menggelar aksi bakar ban. Mereka menolak membuka blokir jalan sebelum ada kepastian perbaikan.
Pantauan detikSulsel di Jalan Burung-burung, Selasa (5/4/2022) pukul 11.30 Wita, warga sekitar memadati titik lokasi pemblokiran jalan. Mereka menyuarakan aspirasi dengan membakar ban bekas.
Spanduk bertuliskan petisi tuntutan dipasang warga di sekitar titik pemblokiran. Bahkan kini ruas jalan ditutup total.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbasnya puluhan pengendara motor yang awalnya bisa melintas di bahu jalan kini harus memutar arah mencari jalur alternatif.
Di lokasi pemblokiran, tampak aparat kepolisian dan tim utusan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel. Mereka sempat memediasi warga agar membuka jalan. Namun massa menolak.
Dalam orasinya, perwakilan warga akan membuka kembali jalan tersebut, jika tuntutannya segera dipenuhi.
"Turunkan dulu bahan (material) lalu kami buka jalan. Sudah lama kami rasakan jalanan rusak seperti ini. Ada sekitar lima kilometer yang rusak harus diperbaiki. Kalau perlu diaspal lagi. Bukan ditambal," ungkap warga sekitar Sumarni.
detikSulsel mencoba mengkonfirmasi ke utusan Dinas PUTR Sulsel yang hadir meninjau namun belum bersedia memberikan tanggapan.
![]() |
Diberitakan sebelumnya, warga di Kelurahan Pattalassang, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) memblokir ruas Jalan Burung-burung. Aksi ini sebagai bentuk protes karena kerusakan ruas jalan provinsi ini tak kunjung diperbaiki.
Pantauan detikSulsel, Selasa (5/4/2022), potongan bambu, ban mobil bekas, kotak bekas hingga potongan seng dipasang di badan jalan. Hanya ada sedikit celah dibiarkan tak ditutup di bahu jalan.
Celah yang disisakan hanya bisa dilalui satu sepeda motor. Imbasnya pengendara motor mesti antre bergantian untuk melintas.
Sementara bagi pengguna roda empat mesti mutar balik mencari jalur alternatif. Terutama bagi yang ingin menuju Malino harus memutar arah melewati Sungguminasa.
"Sudah dua tahun lebih ini pak (dibiarkan). Kami sudah dijanji tapi belum direalisasi. Kalau penutupan ini kami sudah lakukan selama dua hari. Kemarin dan hari ini, " kata seorang warga, Saharuddin di lokasi, Selasa (5/4/2022).
Dia menyebut kerusakan ini sudah cukup parah. Bahkan ruas jalan provinsi ini disebutnya sudah jadi langganan banjir.
"Kalau hujan, banjir sampai betis orang dewasa. Makanya kami tutup dan kami harap ada perbaikan secepatnya dari pemerintah," pintanya.
(tau/sar)