Pemantauan hilal penentuan awal Ramadan 1443 Hijriah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) terkendala cuaca. Hasil hisab (perhitungan) BMKG di posisi 1,45 derajat, masih di bawah kriteria ketinggian hilal 3 derajat.
Di Kota Makassar, titik pemantauan hilal dipusatkan di rooftop Mal GTC Kota Makasar Jalan Metro Tanjung Bunga, Jumat (1/4/2022). Pengamatan hilal awal Ramadan 1443 H dipadukan BMKG dan Kemenag Sulsel.
"Ada dua metode yang kita gunakan, yaitu metode hisab (perhitungan). Inikan sudah jelas, bahwa tadi BMKG sudah memutuskan posisi hilal di posisi 1,45 derajat," ujar Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kemenag Sulsel, Muhammad Tonang, Jumat (1/4).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat kita ini metode kedua, yaitu rukyatul hilal (pemantauan langsung). Kita tunggu nanti pukul 18.08 Wita hasil dari pemantauan hilal. Tapi dalam kondisi hari ini lagi hujan, dan juga mendung," sambung dia.
Hanya saja hasil hisab BMKG 1,45 derajat disebut masih di bawah yang dipersyaratkan. Pasanya kriteria ketinggian hilal 3 derajat berdasarkan ketentuan yang disepakati 4 negara Islam di Asia Tenggara yang tergabung dalam MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
"Keputusannya ini sebenarnya sejak 2016-201 diputuskan bahwa posisi hilal itu di 3 derajat. Tapi ini semua akan diputuskan saat sidang isbat," beber dia.
Kendati begitu Muhammad Tonang menekankan, pihaknya akan tetap melaporkan hasil pemantauan hari ini. Dengan kondisi hujan yang menyulitkan pengamatan rukyatul hilal awal Ramadan.
"Yang pasti dari 115 sekian titik pemantauan hilal di Indonesia, Makassar ini ditunjuk salah satu. Karena hari ini dalam kondisi hujan dan rawan, tentu ada gangguan. Tapi tetap kita lakukan pelaporan dalam kondisi hujan hari ini," urai dia.
Pihaknya pun belum mau sesumbar terkait kemungkinan jadwal jatuhnya awal Ramadan dari hasil pemantauan di Makassar. Hasil pengamatan akan dikirim ke pusat selanjutnya dibahas dalam sidang isbat untuk menjadi acuan penentuan 1 Ramadan 1443 H.
"Nanti kita tunggu hasil sidang isbat di Kementerian Agama pusat," ucap Muhammad Tonang.
Sebelumnya pantauan detikSulsel sekitar pukul 17.35 Wita, Jumat (1/4), titik pemantauan di Rooftop Mal GTC Tanjung Bunga Makassar diguyur hujan. Peralatan pemantauan hilal diamankan dari hujan, dan angin kencang.
Petugas BMKG Makassar tampak mengamankan layar monitor ke tempat aman. Pihak Kementerian Agama (Kemenag) dan perwakilan kampus, serta ormas Islam masih di lokasi mengenakan payung berteduh dari hujan.
Sebelumnya Sub Koordinator Pengumpulan dan Penyebaran Data BMKG Wilayah IV Makassar Jamroni mengakui, pengamatan hilal terkendala hujan. Potensinya kecil untuk dilihat di tengah cuaca mendung.
Jamroni mengatakan baru bisa mendapatkan citra hilal ketika berada di atas 5 derajat. Sementara di jika di bawah itu akan sulit melihat hilal. Sementara dari dari data historis BMKG di Makassar data terendah yang didapatkan 6 derajat poin 35.
"Pokoknya di atas 5 baru kita bisa mendapatkan citra hilal. Beberapa kali pengamatan kami dinilai 6,35. Di bawah itu derajat 6 kami belum dapat," ungkapnya.
(asm/sar)