Pemantauan bulan atau rukyatul hilal penentuan 1 Ramadan 1443 Hijriah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) terkendala cuaca. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengaku akan sulit melihat hilal dalam kondisi hujan.
Pantauan detikSulsel di Rooftop Mall GTC Tanjung Bunga Makassar Jumat (1/4/2022), tampak awan hitam mendung menghalangi proses pemantauan hilal. Hujan mengguyur sekitar lokasi pemantauan sejak pukul 16.00 Wita.
Proses pemantauan hilal Ramadan masih terus dilakukan sampai saat ini. Terpantau sejumlah tim pemantau menggunakan payung di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hujan yang mengguyur Makassar juga sempat membuat rencana salat berjamaah di Rooftop Mall GTC juga terhambat. Karpet yang telah disiapkan basah.
"Potensinya kecil sekali untuk dilihat. Karena dari data historis kami di Makassar ini data terendah yang kami dapatkan itu 6 derajat poin 35," jelas Sub Koordinator Pengumpulan dan Penyebaran Data BMKG Wilayah IV Makassar Jamroni, saat ditemui di lokasi, Jumat (1/4).
Jamroni mengatakan baru bisa mendapatkan citra hilal ketika berada di atas 5 derajat. Sementara di jika di bawah itu akan sulit melihat hilal.
"Pokoknya di atas 5 baru kita bisa mendapatkan citra hilal. Beberapa kali pengamatan kami dinilai 6,35. Di bawah itu derajat 6 kami belum dapat," ungkapnya.
Selama ini dia mengaku di Makassar memang selalu terkendala cuaca saat proses pemantauan hilal. Potensi bisa mengamati hilal diakuinya sulit.
"Di indonesia scara geografis agak sulit pengamatan. Tapi kadang di wilayah lain memang melihat atau bagaimana tergantung dari Kemenag bagaimana hasil isbatnya," imbuhnya.
(sar/asm)