Unjuk rasa penolakan daerah otonomi baru (DOB) di Kabupaten Nabire, Papua berakhir ricuh. Sebanyak lima anggota polisi hingga warga mengalami luka-luka akibat terkena lemparan batu.
"Polisi ada beberapa kena batu," ungkap Kapolres Nabire AKBP Ketut Suarnaya kepada detikcom, Kamis (31/3/2022).
Menurut Suaryana, polisi yang terkena lemparan batu mengalami luka ringan. Dia memastikan anggota yang terluka juga tetap dapat bertugas pengamanan unjuk rasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Polisi luka ringan saja ada 5 anggota kita yang luka di tangan di kaki," katanya.
Sementara warga yang turut menjadi korban luka merupakan mereka yang melintas di dekat area kericuhan unjuk rasa. Suaryana mengatakan warga sipil yang menjadi korban pelemparan batu membuat laporan polisi (LP).
"Warga yang tidak menahu kemudian melintas ada 2 yang jadi korban luka, mereka sedang buat LP juga," katanya.
Sebelumnya diberitakan, unjuk rasa penolakan DOB di kawasan Pasar Karang Tumaritis, Kabupaten Nabire, Papua berakhir ricuh. Polisi yang dilempari batu membalas dengan tembakan gas air mata untuk memukul mundur barisan massa.
Diketahui, massa awalnya berkumpul sekitar pukul 07.00 WIT di sejumlah titik di Nabire, termasuk di Pasar Karang Tumaritis yang menjadi area kericuhan. Kemudian sekitar pukul 13.00 WIT, massa menyerang aparat keamanan yang bertugas dengan lemparan batu.
"Pasar Karang Tumaritis (lokasi kericuhan). Situasinya terjadi provokasi sehingga ada lemparan batu (maka dibalas gas air mata)," kata Suaryana.
Polisi sendiri menerjunkan 600 personel untuk mengamankan unjuk rasa. Hingga kini, aparat keamanan masih berjaga di lokasi untuk mengantisipasi kericuhan lanjutan.
"Kita personel hari ini 600 lebih turun ke lapangan dan telah di-back-up teman-teman TNI juga," pungkas Suaryana.
(hmw/sar)