Konsumsi Solar Subsidi di Sulsel Over 14%, Pertamina Ingatkan Batas Harian

Konsumsi Solar Subsidi di Sulsel Over 14%, Pertamina Ingatkan Batas Harian

Ibnu Munsir - detikSulsel
Rabu, 30 Mar 2022 20:20 WIB
Antrean kendaraan terjadi di SPBU Parepare, Sulsel pada Sabtu (12/3). Para sopir memgantre untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
Pertamina mengklaim konsumsi solar subsidi di Sulsel sudah melebihi kuota mencapai 14% di tengah solar langka. Foto: 20Detik.
Makassar -

Pertamina mengklaim konsumsi solar subsidi di Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah melebihi 14% dari kuota di tengah kelangkaan. Pertamina lantas mengingatkan aturan pembatasan pembelian harian solar subsidi.

"Kendaraan roda 4 pribadi dibatasi maksimal 60 liter per hari. Kendaraan roda 4 angkutan umum maksimal 80 liter per hari dan kendaraan roda 6 angkutan umum 200 liter per hari," ungkap Senior Supervisor Communication dan Relations Pertamina Region Sulawesi Taufiq Kurniawan kepada detikSulsel, Rabu (30/3/2022).

Taufiq menuturkan kelangkaan ini karena aktivitas konsumsi BBM naik setelah ada pelonggaran aktivitas. Selain itu selisih harga solar subsidi dan nonsubsidi begitu jauh sehingga sebagian pengguna solar nonsubsidi beralih ke solar subsidi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konsumsi harian di Sulsel itu berkisar 1.400-1.500 kiloliter namun kini sudah naik dua kali lipat menjadi 3.000 kiloliter. Sulsel sudah over 13% dengan konsumsi sudah mencapai 106.000 kiloliter," urainya.

Peningkatan konsumsi ini diharapkan tidak melampaui kuota tahun ini sehingga kuota yang diberikan pemerintah tercukupi hingga akhir tahun, Apalagi Dinas ESDM Sulsel diketahui sudah mengajukan tambahan kuota solar subsidi ke BPH Migas.

ADVERTISEMENT

"Tentu kita akan menyalurkan sesuai dengan kuota yang ditetapkan dengan kuota tambahan namun tentu menunggu usulan. Mudah-mudahan disetujui BPH Migas," jelasnya.

Kelangkaan solar diharapkan tidak menjadi pemandangan saat mulai masuk musim mudik. Apalagi pemerintah sudah melakukan berbagai upaya. Pihaknya hanya bertugas sebagai penyalur.

"Tentu kita harapkan peran aktif semua stakeholder. Agar tidak lagi terjadi kelangkaan solar atau antrean mengular kendaraan hingga badan jalan," tukasnya.




(tau/asm)

Hide Ads