Kebakaran kawasan kuliner yang menghanguskan tujuh unit kios di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) diduga turut membuat buaya dan ular ikut mati terbakar. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra kini menelusuri laporan tersebut.
Dugaan buaya dan ular ikut mati terbakar awalnya karena beredar foto di media sosial yang menunjukkan potongan tubuh hewan mirip buaya dalam kondisi hangus terbakar. Wartawan detikcom lantas mendatangi lokasi kebakaran dan menemukan penampakan sejumlah potongan tubuh hewan diduga buaya.
Potongan hewan yang diduga buaya itu dibuang di dekat tanaman mangrove. Lokasinya hanya berjarak 10 meter dari lokasi kebakaran 7 kios yang terjadi Sabtu (12/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi yang dihimpun, ada 2 ekor buaya yang diduga dipelihara oleh salah satu pemilik rumah makan. Ukuran 2 ekor buaya tersebut diklaim mencapai 1 meter.
Buaya tersebut juga diketahui sudah jinak yang diletakkan di sebuah kandang oleh sang pemilik. Namun, saat kebakaran terjadi buaya tersebut tidak sempat diselamatkan.
![]() |
BKSDA Telusuri karena Buaya Hewan Dilindungi
Informasi buaya ikut mati terbakar turut menjadi perhatian BKSDA Sultra. BKSDA mengaku tengah menelusuri informasi buaya ikut mati tersebut.
"Informasinya (buaya-ular ikut mati terbakar) sudah saya dapat, anggota sudah saya perintahkan cek dan telusuri," kata Kepala BKSDA Sultra Sakrianto Djawi kepada wartawan, Sabtu (12/3).
Sakrianto mengungkapkan pihaknya tengah mengecek keberadaan hewan yang dilindungi tersebut apakah memiliki izin atau tidak. "Saya sementara suruh anggota telusuri berkasnya di kantor ada titik rawannya atau tidak," ujar dia.
Sakrianto mengaku enggan berspekulasi lebih jauh terkait dugaan kepemilikan buaya secara ilegal. Namun dia tak menampik pemeliharaan buaya tersebut tak memiliki izin.
"Kemungkinan (dugaan tidak ada izinnya), tapi saya tunggu informasi dari anggota di lapangan," paparnya.
Sakrianto juga menegaskan pihaknya akan memanggil pemilik buaya tersebut. "Saya telusuri, kalau tidak ada (izinnya) nanti kita panggil," katanya.
(hmw/sar)