Gelaran festival wanita pria (waria) di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) membuat geger. Pasalnya festival ini berlangsung selama empat malam berturut-turut dan tak mengantongi izin tertulis dari pihak kepolisian.
Festival para waria ini berlangsung di sebuah lapangan di Kelurahan Tolo, Kecamatan Kelara, Jeneponto pada pekan lalu. Polisi setempat menyebut tak kurang dari 100 waria ikut memeriahkan festival.
"Betul itu (festival waria) digelar di Kelurahan Tolo, Kecamatan Kelara, tapi sudah selesai," kata Kapolsek Kelara Iptu Sukardi saat dihubungi detikSulsel, Kamis (10/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gelaran Festival Terdiri dari 2 Acara
Polisi mengatakan festival waria ini terbagi menjadi dua agenda acara. Agenda pertama berlangsung pada sore hari dengan acara sederhana, yakni para waria melakukan vaksinasi dan aksi bagi-bagi masker.
"Ada acara sore, mereka adakan vaksinasi sama bagi-bagi masker," kata Sukardi.
Kemudian untuk agenda acara kedua berlangsung pada malam hari. Agenda malam dapat dikatakan sebagai agenda utama karena para waria melakukan aksi pentas musik.
Tak sampai di situ, para waria juga akan berlakon bak model. Mereka berjalan di atas catwalk dan menjadi tontonan warga sekitar.
"Dia sama-sama waria khusus Jeneponto. Mereka bikin tampilan menyanyi dan kayak model-model begitu," kata Sukardi.
Tak Kurang dari 100 Waria yang Hadir
Sukardi mengatakan acara festival waria itu diikuti oleh persatuan waria dari berbagai kecamatan di Jeneponto. Hal tersebut menjadi alasan utama mengapa festival waria ini meriah dan membuat geger.
Disebutkan bahwa ada 11 kecamatan di Jeneponto dan setiap kecamatan memiliki persatuan waria. Selanjutnya setiap kecamatan mengirimkan wakil mereka masing-masing.
"Pokoknya di antara Kecamatan ikut pentas, karena ada 11 kecamatan dan mereka punya wakil 10 orang (setiap kecamatan)," kata Sukardi.
Kendati dihadiri banyak orang, Sukardi tak menampik kegiatan ini tak memiliki izin tertulis di kepolisian.
"Tidak ada izin tertulis tapi ada penyampaian, manakala ada seperti itu harus protokol kesehatan," kata Sukardi
(hmw/nvl)