DPRD Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyoroti Sirkuit Puncak Mario karena tak diurus pemerintah setempat. Padahal pembangunan sirkuit ini menelan anggaran Rp 12 miliar.
"Iya memang sayang sekali itu tidak terurus Sirkuit Puncak Mario. Padahal itu aset berharga tapi seperti ditelantarkan begitu saja," ungkap Ketua Komisi I DPRD Sidrap Samsumarlin kepada detikSulsel, Kamis (10/3/2022).
Samsumarlin mengaku kecewa karena pihaknya sempat mengusulkan untuk anggaran pengaspalan Sirkuit Puncak Mario sebesar Rp 1,3 miliar. Hanya saja Pemda Sidrap tidak menyetujui.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kan aset Pemda juga. Jarang ada kabupaten punya sirkuit. Kalau tidak diurus rugi itu bangunan. Padahal bisa ada PAD kalau dimanfaatkan dengan baik," bebernya.
Dia mengatakan pemerintah perlu menengok lagi anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan sirkuit cukup banyak. Gubernur Sulsel saat itu, Syahrul Yasin Limpo yang meresmikan Sirkuit Puncak Mario tahun 2015 lalu mengaku pembangunan sirkuit dilakukan dua tahap. Tahap pertama anggarannya Rp 4,4 miliar dan tahap kedua sebanyak Rp 7,908 miliar.
"Sehingga total pembangunan sirkuit Puncak Mario sebesar Rp12 miliar," cetusnya.
Sirkuit Puncak Mario berada di Kecamatan Kulo, Kabupaten Sidrap. Sirkuit sepanjang 1,4 km ini menjadi kebanggaan warga Sidrap sebab tercatat sejak 2015 lalu telah menjadi sirkuit bertaraf nasional untuk balap motor bebek.
Kondisi sirkuit memang dinilai tak memenuhi standar untuk balapan. Selain aspal, infrastruktur lain juga memprihatinkan. Beberapa lampu posisinya miring. Pagar-pagar yang mengelilingi tampak tak terurus.
Kondisi Sirkuit Puncak Mario Sidrap Memprihatinkan
Pantauan detikSulsel, kondisi tribun penonton di sirkuit tak kalah buruknya. Pintu-pintu toilet rusak berat dan terdapat coretan dimana-mana. Tumbuhan menjalar di sela-sela tegel.
Sementara di area balapan, rumput masih cukup tinggi alias mengurangi nilai estetika tampilan sirkuit. Aspal juga terlihat mulai perlahan menipis.
Di sejumlah titik, pagar juga dalam kondisi terbongkar. Membuat orang bebas keluar masuk. Bahkan sapi-sapi milik warga bebas berkeliaran merumput di area sirkuit.
Kaca dari bangunan paddock sirkuit juga tampak berserakan. Warna tembok juga mulai luntur tak terurus.
Pemda Sidrap Ngaku Tak Ada Biaya Pelihara Sirkuit
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Porapar) Kabupaten Sidrap Andi Anis Dahlan mengaku tidak memiliki anggaran untuk pemeliharaan sirkuit. Pemda Sidrap saat ini masih fokus untuk refocusing anggaran.
"Dananya (pemeliharaan) dialihkan. Masuk refocusing anggaran untuk penanganan pandemi COVID-19," ungkapnya.
Anis menyampaikan, semenjak pandemi COVID-19 tahun 2020 lalu, sirkuit yang dibangun pada masa kepemimpinan Bupati Sidrap, Rusdi Masse tersebut jarang digunakan.
Situasinya memang karena saat COVID-19 merebak, aktivitas masyarakat dibatasi. Apalagi jika aktivitas tersebut berpotensi terjadinya kerumunan besar seperti saat menonton balapan.
"Memang sudah jarang dipakai dan kita juga selektif berikan izin. Kan pandemi juga dua tahun terakhir ini," paparnya.
(hmw/tau)