Banjir bandang di Barru mengakibatkan warga kehilangan harta benda. Salah satunya nelayan bernama Ambo Tuo, yang pasrah perahu miliknya hancur diterjang banjir.
"Ambo ini dipastikan kehilangan mata pencaharian sebab perahu satu-satunya yang menjadi alat mata pencaharian rusak dihantam banjir. Di perahu itu juga ada 8 set alat pukat yang hilang," ungkap Yanti, kerabat Ambo saat dikonfirmasi detikSulsel, Minggu, 6 Maret.
Yanti merasa iba dengan pamannya tersebut. Pasalnya Ambo merupakan warga yang tidak pernah mendapat bantuan subsidi pemerintah baik bantuan pangan non tunai (BPNT) maupun bantuan program keluarga harapan (PKH).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Juga telah diusulkan untuk mendapat program bedah rumah namun hingga saat ini belum ada kejelasan," ungkapnya.
Rumah Ambo Tuo kata Yanti juga tidak memiliki jamban maupun tersambung listrik. Untuk suplai listrik, Ambo terpaksa numpang sambungan listrik dari rumah kerabat di samping rumah.
"Perahu yang merupakan satu-satunya mata pencahariannya juga harus diikhlaskan tersapu banjir bersama 8 set pukat yang baru saja diperoleh dari bantuan keluarga. Semoga segera ada perhatian Pemkab Barru," harapnya.
Lurah Bojo Baru, Kecamatan Mallusetasi, M. Yunus menyampaikan hujan yang mengguyur Kabupaten Barru, membuat rumah warga banyak yang terendam dan mengakibatkan jalanan rusak.
"Tadi malam hujan deras, dan sungai meluap tadi pagi. Alhamdulillah sudah beranjak surut dan warga sudah membersihkan sisa-sisa banjir," ungkapnya.
Banjir ini mengakibatkan rumah-rumah warga terendam hingga setinggi dada orang dewasa. Selain itu juga dilaporkan ada dua rumah warga yang ikut hanyut karena lokasinya di dekat bantaran sungai.
"Ada dua rumah yang hanyut. Itu semacam rumah singgah, jadi pas kosong juga saat banjir jadi tidak ada korban jiwa," jelasnya.
(tau/nvl)