Stok minyak goreng (migor) di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) semakin langka. Kelangkaan itu membuat konsumen meradang karena harga minyak goreng tembus Rp 48 ribu per liter atau naik 3 kali lipat dari harga eceran tertinggi (HET).
"Kalau harganya Rp 48 ribu per liter karena susah sekali (stok langka)," kata Fika (42), seorang pedagang di Pasar Andi Tadda, Jalan Andi Tendriajeng Kelurahan Ponjalae Kecamatan Wara Timur Kota Palopo, Selasa (1/3/2022).
Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2022, HET minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, sementara untuk kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan kemasan premium Rp 14 ribu per liter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fika mengatakan, kelangkaan dipicu kurangnya pasokan dari mobil distributor. Mobil kampas yang kerap membawa minyak goreng kurang memberikan suplai ke pedagang.
"Bagaimana di' sekarang dapatnya itu susah karena tidak ada kampas minyak goreng yang masuk, saya kadang membeli di pedagang lain di daerah pasar sini." ucapnya.
Senada dengan Fika, Ibu Imma (60) yang juga merupakan pedagang eceran di Pasar Andi Tadda mengaku sangat sulit mendapatkan stok minyak goreng, hingga mengharuskannya berkeliling di Pusat Niaga Palopo (PNP) dalam mencari stok minyak goreng tersebut.
"Bukan jarang, tapi memang tidak ada. saya kemarin keliling pasar sentral Palopo itu cari tetap tidak ada saya dapat," katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag), Nuryadin mengakui bahwa 'kejahatan' dalam penjualan minyak goreng ini sangat mungkin terjadi, mengingat kelangkaan ini sudah menjadi isu nasional dan merata semua daerah.
"Kami bisa menempuh jalur hukum jika terbukti. Termasuk pegawai minimarket yang menjual lewat jalur lain. Jangan sampai gara-gara minyak goreng Anda dipecat. Kami sudah koordinasi dengan pimpinan mereka," ujarnya
Diketahui, Dinas Perdagangan Kota Palopo bakal melakukan operasi pasar minyak goreng di Lapangan Pancasila, pada Rabu (2/3) mendatang.
(hmw/hmw)