"Saya kaget waktu dikasih tahu jika rumah sakit bolehkan korban pulang ke rumah, padahal kondisinya belum sadar," kata Koordinator Advocasi TRCPPA Kaltim Sudirman, Sabtu (26/2/2022).
"Kami perlu tahu, pihak rumah sakit (harus) mengeluarkan statemen itu dasarnya bagaimana," cetusnya.
Sudirman juga menyoroti pihak sekolah yang terkesan tak ambil pusing dengan kondisi korban. Dia menilai pihak sekolah terkesan ogah-ogahan membantu korban.
"Begitu juga dengan pihak sekolah. Masa nggak ngotot waktu anak ini dibilang membaik, faktanya tidak," sesalnya.
Sudirman mengaggap pihak sekolah kurang bertanggung jawab sehingga dia sempat melaporkan kejadian itu ke Dinas Pendidikan Kaltim pada 3 pekan lalu. Dia berharap pihak sekolah segera ditindak.
"Memang dari pihak sekolah ada membantu, seperti uang makan keluarga korban yang jaga di rumah sakit, uang pembeli pampers untuk korban. Tapi yang buat kesal, itu ada kalau diminta dulu. Kalau nggak diminta ya nggak ada tuh," kata Sudirman.
Penjelasan Pihak Sekolah
Setelah 3 hari mengawal dan melakukan advokasi, akhirnya pihak sekolah dan keluarga disebut sepakat kembali membawa Vierly ke rumah sakit untuk dirawat.
Pihak sekolah melalui Humasnya bernama Husein menyampaikan dari awal kejadian pihaknya terus mengupayakan proses penyembuhan korban. Bahkan hingga saat ini, biaya pun masih digelontorkan oleh pihak sekolah.
"Kita tetap tanggung jawab, semua biaya tetap diupayakan oleh sekolah," kata Husein.
"Sampai dengan hari ini. Soal perintah Kadis Pendidikan, kami juga sudah mendapat mandat langsung dari kepala sekolah untuk betul-betul (memperhatikan korban)," katanya lagi.
(asm/hmw)