Viralnya kosakata suku Makassar pakintaki membawa berkah bagi Aldy, pemuda asal Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang memang membuat kata-kata itu menjadi heboh. Aldy kini kebanjiran endorse dari perusahaan yang ingin memasarkan produknya.
"Ada dua pihak (tawarkan kerja sama) perusahaan glowing sama barbershop," kata rekan Aldy, Alis kepada detikSulsel, Jumat (18/2/2022) lalu.
Alis tidak merinci lebih lanjut soal nominal bayaran endorese yang diterima Aldy. Yang jelas, selain bayaran endorse Aldy juga mendapatkan sejumlah fasilitas lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia juga dapat kos baru, ada yang kasi gratis kos, cukur seumur hidup atau kalau mau perawatan," katanya.
Aldy memang tengah menjadi buah bibir setelah membuat kata pakintaki viral dan kian hits di masyarakat. Pengikutnya di Instagram terus bertambah hingga tembus 11.000 lebih pengikut.
Selama ini Aldy tergolong orang kurang mampu, dimana dia hanya membantu sopir-sopir truk yang mengalami masalah saat melintas dekat tempatnya tinggal di Jeneponto. Dari situ dia kemudian mendapatkan upah.
"Jadi di Karama (tempat tinggal Aldy di Jeneponto) itu sering ada kecelakaan lalu lintas. Banyak sopir-sopir truk butuh bantuan," ungkap Aldy.
Lokasi tempat tinggal Aldy di Jeneponto memang menjadi salah satu tempat peristirahatan sopir truk sebelum melanjutkan perjalanan. Hal itu juga yang membuatnya kian dekat dengan para sopir.
"Jadi suka membantu sopir. Macam-macam (sesuai permintaan sopir)," bebernya.
Misalnya diminta membelikan rokok. Disuruh ke warung untuk membelikan makanan hingga membantu sopir menambal ban kendaraannya yang bocor. Semua dilakoninya.
"Saya sudah lama bantu sopir. Sejak usia 5 tahun," tukasnya.
Mencari nafkah sendiri sejak kecil dilakukan Aldy karena keduanya memang menelantarkannya sejak usia 5 tahun. Ibunya pergi merantau ke Kalimantan, sementara ayahnya tidak ditahu di mana. Aldy pun harus hidup menumpang di rumah orang.
"Saya itu tinggal di rumah Karaeng Sarro. Orang yang tampung saya selama ini," tuturnya.
Dia juga tidak pernah merasakan pendidikan di bangku sekolah. "Sejak kecil saya tidak sekolah. Pokoknya keseharian hanya bantu orang saja," pungkasnya.
(nvl/tau)