Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang diprakirakan terjadi pada 20 hingga 23 Februari mendatang. Curah hujan di tanggal itu diprediksi meningkat.
"Prospek kondisi dinamika atmosfer menunjukkan adanya potensi peningkatan curah hujan di wilayah Sulawesi Selatan," ujar Plt Kepala Balai Besar BMKG Wilayah IV Makassar, Irwan Slamet, dalam keterangannya, Jumat (18/2/2022).
Dijelaskan, Madden Julian Oscillation (MJO) berdasarkan analisis terkini sedang aktif di kuadran 3 lalu bergerak menuju kuadran 4 dan 5 (Maritime Continent). Selain itu anomali suhu muka laut di Selat Makassar bagian selatan, Perairan Selayar, dan Teluk Bone bagian selatan bernilai positif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi demikian menambah massa uap air di wilayah Sulawesi Selatan. Kelembaban udara lapisan atas hingga ketinggian 500 mb diprakirakan dalam kondisi basah yaitu 70-100 %.
Dengan kondisi tersebut, maka diperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Sulawesi Selatan bagian barat meliputi Parepare, Barru, Pangkajene dan Kepulauan, Maros, Makassar, dan Takalar.
Kemudian di wilayah Sulawesi Selatan bagian tengah meliputi Soppeng dan Gowa. Sementara wilayah Sulawesi Selatan bagian selatan dan timur meliputi Jeneponto, Bantaeng, Bone bagian Selatan, Sinjai, Bulukumba, dan Kepulauan Selayar.
Selain itu, juga ada potensi angin kencang di pesisir barat, selatan, dan timur Sulawesi Selatan.
Kondisi ini juga membuat gelombang air laut di perairan sekitar Sulawesi Selatan naik. Gelombang dengan ketinggian Moderute Seu (Gel. 1,25 - 2,5 m) terjadi di Perairan Spermonde Makassar, Perairan Kepulauan Selayar, dan Laut Flores.
Sedangkan Gelombang dengan ketinggian Rough Sea (Gel. 2,5 - 4,0 m) terjadi di Selat Makassar bagian Selatan, Perairan Parepare, Spermonde Pangkep, dan Teluk Bone bagian Selatan.
Irwan pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana hidrometeorologi pada periode 20-23 Februari nanti.
Dampak tersebut antara lain adalah potensi banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, keterlambatan jadwal penerbangan atau pelayaran, serta meluapnya area tambak budidaya.
"Masyarakat diharapkan selalu memperhatikan informasi dari BMKG sera instansi terkait untuk memastikan mitigasi bencana hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik," imbaunya.
(nvl/nvl)